SAM Quarterly Newsletter April 2023 : Ulasan Pasar
Download PDF SAM Quarterly Newsletter
Ulasan Pasar Global
Indeks saham negara-negara maju memimpin penguatan indeks saham global
Pasar saham global mengalami penguatan sejak awal tahun. Rerata indeks saham global, yang merupakan gabungan dari indeks saham negara maju dan negara berkembang, mencatatkan kenaikan sebesar 5%. Terutama digerakan oleh reboundnya indeks saham Teknologi di Amerika Serikat (NASDAQ)
Indeks saham negara-negara berkembang relatif tertinggal. Meskipun pasar saham Meksiko (S&P/BMV IPC), Tiongkok (SCHOMP) dan Afrika Selatan (FTSE/JSE) berkinerja positif, tetapi tertahan oleh pasar saham Brazil (BOVESPA), Malaysia (FTSE KLCI), dan Thailand (SET) yang mengalami koreksi paling dalam.
Indeks saham dunia yang sepanjang tahun lalu turun, mulai rebound. Naiknya NASDAQ juga diikuti oleh indeks saham Jerman (DAX), Taiwan (TWSE), Korea Selatan (KOSPI), Inggris (FTSE 100), Hong Kong (Hang Seng), dan Kanada (S&P/TSX).

Sejak awal tahun ini, saham-saham dari sektor Teknologi, Telekomunikasi, dan Barang Konsumen Non-Primer memiliki kinerja yang paling moncer. Sementara sektor Energi, Kesehatan, Finansial dan Utilitas mengalami koreksi.
Menguatnya sektor teknologi, yang memiliki bobot signifikan pada sebagian besar indeks, tidak terlepas dari mulai menurunnya tingkat inflasi sehingga timbul ekspektasi bahwa kenaikan tingkat suku bunga AS berpotensi tidak terlalu agresif atau bahkan The Fed tidak ada menaikan lagi suku bunga pada akhir tahun ini.

Pasar yang positif di tengah ancaman terjadinya resesi global
Kami melihat kecenderungan bahwa pasar secara global berpotensi mengulang pola yang mirip dengan tahun 2006-2008. Pada periode tersebut pertumbuhan ekonomi global ditopang dari negara-negara berkembang, terutama Tiongkok, sementara pertumbuhan di negara-negara maju mulai melambat dan ada risiko resesi.

Di sisi lain, kami melihat ada peningkatan risiko pasar paska kejatuhan beberapa bank regional di AS. Indikator likuiditas perbankan menjadi penting untuk diperhatikan guna mengetahui level kesehatan perbankan. Potensi risiko terburuk apabila terjadi pengetatan likuiditas secara signifikan sehingga memicu terjadinya masalah likuiditas dan ketidak-mampuan dunia usaha dalam membayar utang-utangnya (credit event).

Mengacu pada indeks volatilitas, saat ini pasar berada dalam tingkat volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan kondisi normal. Indikator pasar lainnya yang penting untuk dicermati adalah indeks Dolar AS. Pelemahan indeks Dolar AS biasanya memberikan sentimen yang positif untuk pasar negara berkembang.
Alokasi Aset
Potensi imbal hasil pada aset yang lebih berisiko
Kami melihat potensi upside yang baik hingga akhir tahun 2023, dengan
skenario asumsi dasar kami bahwa saham berpotensi memberikan imbal
hasil sebesar 8,3% (dari 31 Maret 2022 – 31 Desember 2023) dan obligasi
sebesar 5,4%.
Alokasi aset yang relatif berimbang pada instrumen saham dan obligasi
dengan sedikit condong ke saham, berpotensi memberikan kompromi
antara imbal hasil dan risiko yang optimal. Per saat ini, alokasi aset yang
ideal menurut kami adalah antara 60:40 pada instrumen berbasis Saham:Obligasi.

Perlu selalu disampaikan bahwa alokasi aset yang ideal bagi setiap investor sangat bergantung pada: 1) tujuan; 2) jangka waktu investasi; dan 3) profil risiko. Pada Grafik 15, kami tampilkan alokasi aset yang secara teori bisa dikatakan ideal sesuai dengan profil risiko setiap investor