Ulasan Pasar dan Ekonomi Bulanan - September 2025: Gold Investing
SAM Monthly Newsletter - oleh SAM Investment & Research
Ulasan Pasar Global
Melanjutkan reli di Tengah harapan pemangkasan tingkat suku bunga the Fed
Pasar saham global mengalami penguatan sejak awal tahun. Rerata indeks saham global, yang terdiri dari indeks saham negara maju dan negara berkembang, mencatatkan kenaikan sebesar 9%. Indeks saham Korea (KOSPI) tercatat sebagai pemimpin indeks saham global, sementara indeks saham Denmark (OMX Copenhagen) menjadi yang paling tertinggal.

Indeks saham negara-negara berkembang relatif tertinggal dibandingkan dengan indeks saham global pada tahun ini. Indeks saham Afrika Selatan (FTSE/JSE), Meksiko (S&P/BMV IPC), dan Brazil (BOVESPA) tercatat berkinerja lebih baik. Di sisi lain, indeks saham Thailand (SET), Filipina (PSEi), dan Malaysia (FTSE KLCI) relatif tertinggal sejak awal tahun.
Indeks saham negara-negara maju mencatatkan hasil positif pada tahun ini. Indeks saham yang relatif unggul adalah Korea Selatan (KOSPI), diikuti oleh Hong Kong (Hang Seng), Jerman (DAX), dan Kanada (S&P/TSX). Sementara indeks saham Denmark (OMX Copenhagen), Taiwan (TWSE), dan Swedia (OMX Stockholm) tercatat tertinggal.
Dari sisi kinerja sektoral saham pada kawasan-kawasan ekonomi besar di dunia, sektor Keuangan, Perindustrian, dan Telekomunikasi cenderung memimpin sejak awal tahun. Sementara sektor Barang Konsumen Non-Primer, Kesehatan, dan Barang Konsumen Primer relatif tertinggal.

Pasar saham global menutup bulan Agustus 2025 dengan kinerja positif, ditopang oleh kuatnya sektor teknologi dan hasil laporan laba perusahaan yang melampaui ekspektasi. Di sisi lain, pasar berkembang menunjukkan performa yang lebih baik dibanding pasar maju, seiring meredanya tekanan dari penguatan dolar AS. Harapan terhadap potensi penurunan suku bunga oleh The Fed memperkuat sentimen positif.
Ulasan Makro Ekonomi Indonesia
Bank Indonesia kembali memotong suku bunga
RDG Bank Indonesia bulan Agustus memutuskan untuk kembali memotong BI 7 Day RR Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5%. Dengan demikian sepanjang tahun 2025 BI telah memotong suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin. Pemotongan suku bunga sejalan dengan Inflasi yang masih dalam target BI di 2,5±1%. Inflasi inti bahkan dalam tren menurun selama 5 bulan terakhir.

Pemotongan suku bunga juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan yang masih dalam tren menurun selama 1,5 tahun terakhir. Kredit perbankan di bulan Juli tumbuh 6,67% secara tahunan, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di bulan Juli tahun lalu sebesar 11,74% secara tahunan.

Cadangan Devisa di Bulan Juli tercatat sebesar US$151,99 miliar, turun sedikit dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$152,57 miliar. Cadangan devisa dalam tren meningkat selama 3 tahun terakhir seiring neraca dagang yang terus mencatatkan surplus.

Tema Investasi Khusus: Gold Investing
The classic safe-haven
Emas terus membuktikan dirinya sebagai safe-haven, aset pelindung nilai investasi dalam kondisi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Di tahun 2025, tren ini semakin nyata, ditandai oleh reli harga emas global yang melonjak sekitar 32% dari awal tahun. Lonjakan ini terutama dipicu oleh tensi geopolitik, pelemahan dolar AS, serta akumulasi emas oleh bank sentral dan investor institusi.

Grafik 12 menunjukkan minat bank sentral dunia dalam mengakumulasi emas sebagai aset cadangan (reserves asset). Kepemilikan emas bank sentral seluruh dunia telah mencapai level tertinggi sejak 1996 dan melampaui persentase kepemilikan mereka pada surat berharga negara Amerika Serikat, menunjukkan peran emas yang semakin penting dalam pengelolaan kebijakan moneter negara-negara di dunia.

Kondisi ini juga mencerminkan penurunan kepercayaan terhadap dolar AS sebagai satu-satunya acuan cadangan internasional. Dengan diversifikasi ke emas, bank sentral berupaya melindungi nilai cadangan mereka dari potensi volatilitas mata uang utama. Tren ini sejalan dengan langkah sejumlah negara besar, seperti Tiongkok, India, hingga Polandia, yang secara aktif menambah kepemilikan emas dalam beberapa tahun terakhir.
Beriringan dengan itu, harga emas spot dalam dolar AS (XAU/USD) terus bergerak di level tinggi hingga akhir Agustus 2025, didorong kombinasi pelemahan indeks dolar dan ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve. Imbal hasil obligasi AS yang cenderung turun membuat biaya peluang memegang emas semakin rendah, sehingga menarik aliran modal baru ke aset ini.
Selain faktor makroekonomi, meningkatnya ketidakpastian geopolitik—mulai dari konflik kawasan hingga tensi perdagangan global—turut memperkuat reli harga emas. Investor institusi maupun ritel memandang emas sebagai “jangkar” portofolio yang dapat menjaga nilai disaat aset berisiko mengalami tekanan. Dengan kombinasi kondisi geopolitik, arah kebijakan moneter global, dan melemahnya kepercayaan terhadap dolar AS, emas diperkirakan akan tetap memainkan peran sentral dalam strategi diversifikasi investasi di tahun-tahun mendatang.
----
Download ulasan (SAM Monthly Newsletter September 2025) selengkapnya.