SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian - 4 Juli 2023
Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Senin (3/7). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terapresiasi masing - masing sebesar 0.03%, 0.12%, dan 0.21%. Dari Eropa, indeks bergerak melemah. FTSE 100 dan STOXX600 terdepresiasi masing - masing sebesar -0.06% dan -0.21%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,064. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak bervariasi masing-masing sebesar -0.19% dan 0.33% diperdagangkan pada level US$ 74.83 dan US$ 70.02 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan menurun sebesar -0.19%, NIKKEI Jepang terdepresiasi sebesar -1.01%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak bervariasi pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing - masing sebesar -0.01%, -0.07%, dan -0.19%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Manufaktur Amerika Serikat (AS) melorot semakin dalam pada Juni 2023, bahkan mencapai level terakhir terlihat ketika negara itu sempoyongan saat gelombang awal pandemi Covid-19. Hal ini akibat permintaan pasar yang melemah. Namun, tekanan Factory Gate Pricing (FGP) atau harga gerbang pabrik terus mengempis sehingga memberikan secercah harapan bagi ekonomi di Negeri Paman Sam tersebut. Melansir Reuters, Purchasing Managers' Index (PMI) pada Selasa (4/7/2023) turun menjadi 46 dari 46,9 di Mei. Angka itu menjadi pembacaan terendah sejak Mei 2020. Serta, bulan kedelapan berturut-turut PMI bertahan di bawah ambang batas 50, yang menunjukkan kontraksi di bidang manufaktur sehingga menjadi rentang terpanjang semenjak resesi 2008. (Investor)
Laju inflasi mengalami tren penurunan pada tahun ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Juni 2023 yang bertepatan dengan Hari Raya Iduladha bertengger di level 3,52 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau kembali dalam rentang target sasaran tahun 2023 yakni 3 persen plus minus 1 persen. Sementara itu, secara bulanan, terjadi inflasi sebesar 0,14 persen atau lebih tinggi dibanding inflasi Mei 2023 yang sebesar 0,09 persen month-to-month (mtm). (Bisnis)
Indonesia kembali masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas atau Upper Middle-Income Country (UMIC) di tengah berbagai tekanan dan ketidakpastian global. Berdasarkan rilis Bank Dunia, Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia tercatat naik sebesar 9,8 % menjadi US$ 4.580 di 2022, dibandingkan pada tahun 2021 yang hanya US$ 4.170. Kembalinya Indonesia ke kelompok negara berpendapatan menengah atas ini tidak terlepas dari efektivitas penanganan pandemi, pelaksanaan program penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), serta transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam (SDA). (Kontan)
Best Regards,
