Market Update

Dapatkan kondisi market terkini dan rekomendasi investasi

Home Artikel


SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian - 27 Juni 2023

  • admin
  • 2023-06-27 02:56:18

Kilas Pasar

Indeks saham di Amerika Serikat bergerak melemah pada hari Senin (26/6). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terdepresiasi masing - masing sebesar -0.04%, -0.45%, dan -1.16%. Dari Eropa, indeks bergerak melemah. FTSE 100 dan STOXX600 terdepresiasi masing - masing sebesar -0.11% dan -0.10%.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.14,978. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar 0.32% dan 0.55% diperdagangkan pada level US$ 74.71 dan US$ 69.75 per barel.

Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi sebesar -0.48%, NIKKEI Jepang menurun sebesar -1.17%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak meningkat pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terapresiasi masing - masing sebesar 0.11%, 0.16%, dan 0.15%

Isu Ekonomi dan Pasar

Mata uang China yuan telah turun 0,5 persen atau turun ke level terendah dalam tujuh bulan terakhir dengan nilai sebesar 7,21 per dolar di China. Mengutip Bloomberg pada Senin (26/5/2023) Yuan menurun akibat peningkatan pesimisme atas pemulihan ekonomi dan divergensi kebijakan China yang terus membebani sentimen. Bank sentral China atau PBOC telah berusaha untuk menahan pelemahan mata uang dalam negeri dengan melakukan penetapan pada premi terbesar untuk perkiraan tahun ini. Hal tersebut kemudian menunjukan bahwa PBOC semakin tidak nyaman dengan pelemahan yuan. Pada Jumat (23/6) Yuan di pasar luar negeri juga menurun ke level terendah sejak November lantaran investor kecewa dengan langkah stimulus yang terbatas dari China. Pengeluaran perjalanan China selama liburan juga tidak mencapai tingkat sebelum Covid. Hal ini menunjukan adanya perlambatan dalam konsumsi. Penetapan tersebut membatasi pergerakan yuan dalam negeri sebesar 2 persen dari kedua sisi. (Bisnis)

Pemerintah diminta terus mempercepat penyerapan anggaran belanja negara tahun ini. Sebab, belanja negara akan menjadi salah satu tumpuan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global. Berbagai lembaga internasional meramal, ekonomi global pada tahun ini akan melemah. World Bank memperkirakan, ekonomi global 203 hanya akan tumbuh 2.1%. Sementara International Monetary Fund (IMF) dan Organisation for Economic Development (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2.7%. Melemahnya ekonomi global tentu akan berdampak terhadap perekonomian RI. Terutama, dari sisi ekspor yang merupakan salah satu contributor produk domestik bruto (PDB). Pemerintah harus menyiapkan strategi agar tekanan global tak berdampak signifikan terhadap ekonomi domestik. Caranya, memperkuat kontribusi domestik, berupa belanja pemerintah selain dari konsumsi rumah tangga. Sebenarnya ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk menggenjot belanja. Sebab, selama lima bulan berturut - turut di tahun ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selalu mencetak surplus mencapai Rp 204.3 triliun periode Januari - Mei 2023. Angka tersebut lebih tinggi dari surplus pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 132.2 triliun. (Kontan)

Best Regards,

SAM Investment

SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian---27-Juni-2023.pdf