
Ulasan Pasar & Ekonomi Juni 2025 - Budaya Kopi Indonesia
Ulasan Pasar Global
Pasar saham global reli dipimpin oleh bursa saham Jerman
Pasar saham global mengalami penguatan sejak awal tahun. Rerata indeks saham global, yang terdiri dari indeks saham negara maju dan negara berkembang, mencatatkan kenaikan sebesar 3%. Indeks saham Jerman (DAX) tercatat sebagai pemimpin indeks saham global, sementara indeks saham Thailand (SET) menjadi yang paling tertinggal.
Indeks saham negara-negara berkembang relatif tertinggal dibandingkan dengan indeks saham global pada tahun ini. Indeks saham Meksiko (S&P/BMV IPC), Afrika Selatan (FTSE/JSE), dan Brazil (BOVESPA) tercatat berkinerja lebih baik. Di sisi lain, indeks saham Thailand (SET), Malaysia (FTSE KLCI), dan Filipina (PSEi) relatif tertinggal sejak awal tahun.
Indeks saham negara-negara maju mencatatkan hasil positif pada tahun ini. Indeks saham yang relatif unggul adalah Jerman (DAX), diikuti oleh Hong Kong (Hang Seng), Korea Selatan (KOSPI), dan Eropa (STOXX 600). Sementara indeks saham Denmark (OMX Copenhagen), Taiwan (TWSE), dan Jepang (Nikkei 225) tercatat tertinggal.
Dari sisi kinerja sektoral saham pada kawasan-kawasan ekonomi besar di dunia, sektor Keuangan, Telekomunikasi, dan Utilitas cenderung memimpin sejak awal tahun. Sementara sektor Energi, Barang Konsumen Non-Primer, dan Kesehatan relatif tertinggal.
Pasar melanjutkan pemulihan sepanjang bulan Mei 2025 paska koreksi akibat ketidakpastian mengenai perang tarif dagang di bulan April lalu. Data ekonomi Amerika Serikat berangsur menunjukkan tren yang positif setelah sebelumnya muncul kembali kekhawatiran mengenai potensi resesi. Faktor potensi risiko dari sisi pasar global terlihat dari kenaikan imbal hasil obligasi negara di berbagai kawasan negara maju terutama Jepang. Tingkat imbal hasil obligasi jangka panjang negara Jepang telah mencapai level yang tertinggi sejak tahun 2000.
Ulasan selengkapnya, unduh file SAM Newsletter
Tema Investasi Khusus: Budaya Kopi Indonesia
Merayakan Indonesia sebagai tuan rumah World of Coffee Asia 2025
Pada 15-17 Mei 2025 yang lalu, Indonesia menjadi tuan rumah World of Coffee Asia 2025, suatu ajang trade show industri kopi dunia, yang juga dirangkaikan dengan kejuaraan barista kopi World Brewers Cup 2025. Barista Indonesia, Bayu Prawiro, terpilih menjadi juara kedua dalam ajang tersebut. World of Coffee Asia 2025 adalah acara World of Coffee pertama yang diadakan di negara penghasil kopi. Indonesia termasuk ke dalam empat besar penghasil kopi dunia, bersama Brasil, Vietnam, dan Kolombia.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah ajang tersebut menunjukkan semakin berkembangnya budaya kopi Indonesia yang berawal sejak VOC memulai perkebunan kopi pada abad ke-18. Cara masyarakat Indonesia meminum kopi juga terus berubah dan berkembang, dari “kopi rakyat” seperti kopi tubruk dan kopi luwak, hingga kedai kopi artisan yang tidak sekadar menyediakan asupan kafein, tetapi juga pengalaman mencecap aneka dimensi rasa kopi, dipandu barista bertalenta.

Kopi juga menjadi jembatan sosial manusia dari beragam latar belakang. Apapun jenis kopi yang diminum, baik itu seduhan kopi ala Eropa seperti cappuccino sampai dengan kopi susu gula aren khas Indonesia, aneka perbincangan dapat terjalin lewat secangkir kopi. Kedai kopi juga bertambah kegunaan menjadi ruang ketiga manusia untuk berkumpul, juga sebagai perpanjangan ruang tamu keluarga masyarakat.
Departemen Pertanian AS memperkirakan konsumsi kopi dalam negeri Indonesia mencapai 4,8 juta karung, didorong oleh gelombang industri kopi terkini yang disebut sebagian orang sebagai fourth-wave coffee. Gelombang ini secara timbal balik dikembangkan dan ditangkap oleh para pelaku industri, baik perusahaan privat maupun publik, di antaranya Kopi Tuku, Kopi Kenangan, Fore Coffee (FORE IJ), serta artisan slow bar, seperti Coffee of Things, Setjangkir, dan Vuur Coffee. Kopi memang bermula di Afrika, namun ia telah membudaya dan melekat erat dalam keseharian masyarakat Indonesia.
Ulasan selengkapnya, unduh PDF SAM Newsletter Juni 2025