PRESS RELEASE : Market Outlook 2014: Keep Calm, Invest Wisely
Pada hari Kamis, 19 Desember 2013, bertempat di SAMUEL Exchange Club, Menara Imperium Lt. 7 Jakarta, PT Samuel Aset Manajemen mempresentasikan Market Outlook 2014, bertema “Keep Calm, Invest Wisely”. Acara ini bertujuan memberikan informasi kinerja dan perkembangan produk reksa dana SAM, serta memberikan gambaran pasar, tinjauan dan strategi investasi tahun 2014 pada masyarakat pasar modal pada umumnya.
Hadir dalam acara ini jajaran direksi PT Samuel Aset Manajemen. Acara dibuka oleh, Agus B. Yanuar selaku President Director dan Intan Syah Ichsan, Chief Operating Officer yang menyampaikan Perkembangan Produk, Dana Kelolaan dan Kinerja SAM di tahun 2013. Market Outlook makro ekonomi disampaikan oleh Chief Economist & Head of Research, Lana Soelistianingsih. Sementara itu, Strategi Investasi 2014 disampaikan oleh Tim Investasi SAM, yang dipandu oleh Agus Yanuar dan disampaikan oleh Budi Budar, Investment Strategist, Herbie Mohede, Senior Fund Manager dan Dimas Noverio, Investment Analyst.
Tentang Samuel Aset Manajemen
PT Samuel Aset Manajemen (SAM) merupakan anggota dari Bursa Efek Indonesia dan memiliki lisensi sebagai manajer investasi. Sebagai perusahaan manajer investasi terpercaya yang telah berdiri secara independen sejak 1997, SAM selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik kepada nasabah dengan menetapkan strategi investasi yang tepat. Tim Manajer Investasi SAM yang merupakan praktisi yang berpengalaman di pasar modal dalam dan luar negeri itu, dalam meramu kebijakan investasinya senantiasa menggunakan pendekatan yang rasional dengan metode analisis yang sahih. Dengan memanfaatkan pengalamannya, SAM dapat secara taktis menyesuaikan racikan investasi terbaiknya yang sesuai dengan kondisi pasar.
Saat ini Samuel Aset Manajemen mengelola reksa dana yang mempunyai rekam jejak dan kinerja yang memuaskan, yaitu SAM Indonesian Equity Fund (reksa dana saham) dan SAM Sharia Equity Fund (berbasis efekefek ekuitas syariah, diluncurkan Januari 2013), SAM Syariah Berimbang (reksa dana yang isi portofolionya terdiri atas efek sukuk dan saham syariah), SAM Dana Berkembang (reksa dana yang berinvestasi pada efek obligasi dan saham konvensional), dan SAM Sukuk Syariah Sejahtera (reksa dana syariah yang menginvestasikan dananya pada efek sukuk/obligasi syariah).  Sementara itu, Produk Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) yang dikelola SAM pun senantiasa berkinerja baik sesuai dengan tujuan dan kebijakan investasinya.
 
***
Perkembangan Produk dan Kinerja SAM 2013
Walaupun didera oleh berbagai tantangan sulit sepanjang tahun 2013, dengan ke hati-hatian dan kerja keras SAM berhasil meningkatkan total aset kelolaannya (AUM) sepanjang Januari hingga akhir November 2013 menjadi Rp 3,6 triliun. Reksa dana memberikan kontribusi terbesar dengan kenaikan sebesar 227,14% menjadi Rp 2,7 triliun. Peningkatan yang lebih dari 2 kali lipat pada aset kelolaan berbentuk reksa dana ini berhasil menempatkan SAM dalam urutan 15 besar perusahaan Manajer Investasi berdasarkan jumlah total aset kelolaan reksa dana.
Sumbangan terbesar dari kenaikan AUM pada produk reksa dana ini datang dari SAM Indonesian Equity Fund yang menyumbangkan 47%% dari total AUM reksa dana SAM. Pada Januari sampai November 2013, SAM Indonesian Equity Fund telah tumbuh sebesar 483,94% menjadi Rp 1,27 triliun.
Untuk produk reksadana saham, SAM berhasil menempati urutan 10 besar sedangkan untuk produk reksa dana Syariah, SAM berada pada posisi ke-5 bila dibandingkan dengan produk sejenis pada industrinya. Pada segment reksa dana berimbang dan saham SAM kembali berhasil masuk pada urutan 10 besar dengan total nilai kelolaaan mencapai Rp 2,05 triliun.
Selain dana kelolaan yang tumbuh dengan pesat, pertumbuhan rekening yang dikelola oleh SAM pun meningkat menjadi 4.634 rekening atau setara dengan 233% bila dibandingkan dengan jumlah rekening yang hanya sebesar 1.393 di tahun 2012. Nasabah individual masih mendominasi komposisi jumlah rekening nasabah SAM, yaitu sebesar 96,07% meskipun sumbangannya kepada total dana kelolaan adalah sebesar 20,95%, lebih kecil bila dibandingkan sumbangan rekening nasabah institusi ke total AUM yang sebesar 79,05%
Pada nasabah institusi, asuransi dan dana pensiun masih mendominasi total AUM dengan kontribusi masing-masing sebesar 63,72% dan 27,34%.
Jakarta, 19 Desember 2013
Intan Syah Ichsan, Chief Operating Officer
***
Economy Outlook 2014
Berharap pada Global dan Hajatan Pemilu
Ekonomi 2014 masih akan me”warisi” masalah-masalah ekonomi yang muncul secara signifikan di tahun 2013 terutama yang bersumber dari dalam negeri yaitu defisit transaksi berjalan yang menjadi fokus kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan moneter dilakukan dengan menaikkan suku bunga BI rate sebesar 175 bps menjadi 7,5% dari posisi terendahnya di 5,75% pada Mei lalu membuat laju pertumbuhan kredit melambat. BI menargetkan laju pertumbuhan kredit tahun 2013 sebesar 20%. Perlambatan pertumbuhan kredit mulai terlihat pada data Oktober sebesar 22,2% yoy, turun dari 23% yoy pada September. Perlambatan kredit ini diharapkan bisa mengurangi pertumbuhan ekonomi. Relatif tingginya pertumbuhan ekonomi dalam 3 tahun terkahir membuat impor mencatat kenaikan signifikan. Sayangnya di saat yang sama ekspor turun karena turunnya permintaan dan harga terutama terkait harga komoditas yang menjadi andalan ekspor non migas Indonesia. Di sisi kebijakan fiskal, pemerintah mengeluarkan paket kebijakan Agustus dan Desember. Kombinasi kedua kebijakan ini akan membuat ekonomi di tahun 2014 dalam tren turun.
Namun penurunan ekonomi tersebut kemungkinan bisa tertahan dengan adanya hajatan pemilihan umum (pemilu) di tahun 2014. Belanja pemilu diperkirakan bisa membantu menahan turunnya konsumsi masyarakat seiring dengan turunnya pendapatan. BI memperkirakan hajatan pemilu bisa mendorong sekitar 0,18%-0,2% pertumbuhan ekonomi. Setidaknya hajatan pemilu ini bisa menahan penurunan pertumbuhan ekonomi sampai triwulan ke-2 2014. Sedangkan di triwulan ke-3, ekonomi masih akan terbantu karena faktor musim puasa dan lebaran.
Di sisi global, ekonomi negara-negara utama seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan Cina juga Jepang diperkirakan lebih baik dari tahun 2013. Perbaikan ekonomi ini diharapkan bisa membawa perbaikan harga komoditas dan ekspor Indonesia. Keputusan the Fed untuk mengurangi stimulusnya mulai bulan Januari sebesar US$10 miliar menjadi US$75 miliar pada FOMC 18 Dsember kemarin memberikan perbaikan sentimen terhadap risiko investasi. Bahkan Gubernur the Fed Bernanke memberikan sinyal yang lebih jelas untuk terus mengurangi di masa mendatang seiring dengan perbaikan ekonomi di AS. Keputusan ini bisa mengurangi ketidakpastian investasi karena investor mulai bisa mengukur risiko investasinya terutama di emerging market (EMs). Namun kemungkinan dana asing belum akan masuk secara masif ke pasar Indonesia karena masih menunggu keputusan calon-calon yang akan maju menjadi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2014.
Ketidakpastian dari dalam negeri terkait Pemilu ini menjadi kendala yang cukup signifikan ditengah perbaikan ekonomi global di tahun 2014. Ketidakpastian ini kemungkinan baru akan terurai memasuki semester ke-2 tahun 2014 seiring dengan harapan perbaikan defisit di transaksi berjalan yang kemungkinan bisa menjadi 2,8%-2,9% dari PDB di akhir tahun 2014. Sedangkan pertumbuhan ekonomi kami perkirakan masih bisa bekisar antara 5,6%-5,8%. Sedangkan tekanan inflasi melambat menuju 5,5%-6%, diikuti dengan suku bunga (BI rate) yang berpotensi turun menuju 7% di triwulan ke-3 jika perbaikan di transaksi berjalan signifikan diikuti dengan turunnya inflasi. Namun BI rate kemungkinan masih berpotensi naik sebesar 25 bps di triwulan ke-1 sebagai proses percepatan penurunan defisit dan antisipasi inflasi akibat pemilu. Kisaran BI rate kami perkirakan antara 7% -7,75% di sepanjang tahun 2014. Sementara untuk nilai tukar rupiah (IDR) kami melihat nilai teoritisnya di Rp.10.500 per USD. Namun dengan mempertimbangkan masih belum optimisnya investor asing masuk ke pasar Indonesia di semester I 2014, kemungkinan IDR masih bergerak di kisaran antara Rp.11.500 sampai Rp.12.000 per USD. Seiring dengan perbaikan di transaksi berjalan dan sentimen pasca Pemilu Presiden Juni 2014, kami perkirakan IDR bisa menguat dan ditutup di Rp.10.800 sampai Rp.11.000 di akhir tahun 2014.
Jakarta, 19 Desember 2013
Lana Soelistianingsih, Chief Economist, Head of Research
***
Strategi Investasi 2014
Secara jangka panjang (>5 tahun), IHSG optimis untuk bullish didukung oleh kondisi demografi yang relatif muda, balance sheet rumah tangga, korporasi dan negara yang kuat, kondisi perbankan yang transparan dan sehat, kondisi politik yang ‘berimbang’ dan pemerintahan yang pro pertumbuhan. Namun, secara jangka pendek (
Domestik ekonomi dalam negeri sedang dalam masa ‘penyesuaian’ setelah berkurangnya efek likuiditas global. Penyesuaian sedang berlangsung melalui mekanisme suku bunga dan pelemahan nilai tukar perlambatan ekonomi dari proses ini diharapkan mencapai titik terendah pada semester I. Sementara, proses pemulihan diharapkan dapat terjadi pada awal semester II. Jangka waktu periode penyesuaian bisa lebih cepat atau lebih lambat, tergantung pada Hasil Pemilu 2014 dan Faktor Eksternal.
Beberapa poin penting perkembangan dari luar yang perlu dicermati dan akan memberi efek pada ekonomi dalam negeri antara lain timing dan besaran pengurangan quantitative easing oleh The Fed, pergerakan imbal hasil US Treasury, pertumbuhan/perlambatan ekonomi China dan kebijakan bank sentral utama dunia (The Fed, ECB, BOJ, PBoC).
Strategi investasi dan beberapa sektor pilihan kami antara lain:
PADA MASA PENYESUAIAN
Overweight: Consumer Staple, Mining, Plantation
Neutral: Infrastructure, Utility.
Underweight : Interest rate sensitive stock (Bank, Property, Construction), Consumer Discretionary (Automotive)
PADA MASA PEMULIHAN
Overweight: Interest Rate Sensitive, Consumer Discretionary
Neutral: Infrastructure, Utility, Consumer Staple
Underweight: Plantation, Mining
Jakarta, 19 Desember 2013
Budi Budar
Investment Strategist, Senior Portfolio Manager
***
Disclaimer: This report is represented by PT Samuel Aset Manajemen for information purpose only. Under no circumstances is it to be used or considered as an offer to sell or a solicitation of any offer to buy. This report has been produced independently and the forecast, opinions and expectations contained herein are entirely those of PT Samuel Aset Manajemen. While all reasonable care has been taken to ensure that information contained herein is not untrue or misleading at the time of publication, PT Samuel Aset Manajemen makes no representations as to its accuracy or completeness and it should be relied upon as such. Neither PT Samuel Aset Manajemen nor any officer or employee of PT Samuel Aset Mananajemen accepts only liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this report.
PRESS RELEASE : Market Outlook 2014: Keep Calm, Invest Wisely
Pada hari Kamis, 19 Desember 2013, bertempat di SAMUEL Exchange Club, Menara Imperium Lt. 7 Jakarta, PT Samuel Aset Manajemen mempresentasikan Market Outlook 2014, bertema “Keep Calm, Invest Wisely”. Acara ini bertujuan memberikan informasi kinerja dan perkembangan produk reksa dana SAM, serta memberikan gambaran pasar, tinjauan dan strategi investasi tahun 2014 pada masyarakat pasar modal pada umumnya.
Hadir dalam acara ini jajaran direksi PT Samuel Aset Manajemen. Acara dibuka oleh, Agus B. Yanuar selaku President Director dan Intan Syah Ichsan, Chief Operating Officer yang menyampaikan Perkembangan Produk, Dana Kelolaan dan Kinerja SAM di tahun 2013. Market Outlook makro ekonomi disampaikan oleh Chief Economist & Head of Research, Lana Soelistianingsih. Sementara itu, Strategi Investasi 2014 disampaikan oleh Tim Investasi SAM, yang dipandu oleh Agus Yanuar dan disampaikan oleh Budi Budar, Investment Strategist, Herbie Mohede, Senior Fund Manager dan Dimas Noverio, Investment Analyst.
Tentang Samuel Aset Manajemen
PT Samuel Aset Manajemen (SAM) merupakan anggota dari Bursa Efek Indonesia dan memiliki lisensi sebagai manajer investasi. Sebagai perusahaan manajer investasi terpercaya yang telah berdiri secara independen sejak 1997, SAM selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik kepada nasabah dengan menetapkan strategi investasi yang tepat. Tim Manajer Investasi SAM yang merupakan praktisi yang berpengalaman di pasar modal dalam dan luar negeri itu, dalam meramu kebijakan investasinya senantiasa menggunakan pendekatan yang rasional dengan metode analisis yang sahih. Dengan memanfaatkan pengalamannya, SAM dapat secara taktis menyesuaikan racikan investasi terbaiknya yang sesuai dengan kondisi pasar.
Saat ini Samuel Aset Manajemen mengelola reksa dana yang mempunyai rekam jejak dan kinerja yang memuaskan, yaitu SAM Indonesian Equity Fund (reksa dana saham) dan SAM Sharia Equity Fund (berbasis efekefek ekuitas syariah, diluncurkan Januari 2013), SAM Syariah Berimbang (reksa dana yang isi portofolionya terdiri atas efek sukuk dan saham syariah), SAM Dana Berkembang (reksa dana yang berinvestasi pada efek obligasi dan saham konvensional), dan SAM Sukuk Syariah Sejahtera (reksa dana syariah yang menginvestasikan dananya pada efek sukuk/obligasi syariah).  Sementara itu, Produk Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) yang dikelola SAM pun senantiasa berkinerja baik sesuai dengan tujuan dan kebijakan investasinya.
 
***
Perkembangan Produk dan Kinerja SAM 2013
Walaupun didera oleh berbagai tantangan sulit sepanjang tahun 2013, dengan ke hati-hatian dan kerja keras SAM berhasil meningkatkan total aset kelolaannya (AUM) sepanjang Januari hingga akhir November 2013 menjadi Rp 3,6 triliun. Reksa dana memberikan kontribusi terbesar dengan kenaikan sebesar 227,14% menjadi Rp 2,7 triliun. Peningkatan yang lebih dari 2 kali lipat pada aset kelolaan berbentuk reksa dana ini berhasil menempatkan SAM dalam urutan 15 besar perusahaan Manajer Investasi berdasarkan jumlah total aset kelolaan reksa dana.
Sumbangan terbesar dari kenaikan AUM pada produk reksa dana ini datang dari SAM Indonesian Equity Fund yang menyumbangkan 47%% dari total AUM reksa dana SAM. Pada Januari sampai November 2013, SAM Indonesian Equity Fund telah tumbuh sebesar 483,94% menjadi Rp 1,27 triliun.
Untuk produk reksadana saham, SAM berhasil menempati urutan 10 besar sedangkan untuk produk reksa dana Syariah, SAM berada pada posisi ke-5 bila dibandingkan dengan produk sejenis pada industrinya. Pada segment reksa dana berimbang dan saham SAM kembali berhasil masuk pada urutan 10 besar dengan total nilai kelolaaan mencapai Rp 2,05 triliun.
Selain dana kelolaan yang tumbuh dengan pesat, pertumbuhan rekening yang dikelola oleh SAM pun meningkat menjadi 4.634 rekening atau setara dengan 233% bila dibandingkan dengan jumlah rekening yang hanya sebesar 1.393 di tahun 2012. Nasabah individual masih mendominasi komposisi jumlah rekening nasabah SAM, yaitu sebesar 96,07% meskipun sumbangannya kepada total dana kelolaan adalah sebesar 20,95%, lebih kecil bila dibandingkan sumbangan rekening nasabah institusi ke total AUM yang sebesar 79,05%
Pada nasabah institusi, asuransi dan dana pensiun masih mendominasi total AUM dengan kontribusi masing-masing sebesar 63,72% dan 27,34%.
Jakarta, 19 Desember 2013
Intan Syah Ichsan, Chief Operating Officer
***
Economy Outlook 2014
Berharap pada Global dan Hajatan Pemilu
Ekonomi 2014 masih akan me”warisi” masalah-masalah ekonomi yang muncul secara signifikan di tahun 2013 terutama yang bersumber dari dalam negeri yaitu defisit transaksi berjalan yang menjadi fokus kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan moneter dilakukan dengan menaikkan suku bunga BI rate sebesar 175 bps menjadi 7,5% dari posisi terendahnya di 5,75% pada Mei lalu membuat laju pertumbuhan kredit melambat. BI menargetkan laju pertumbuhan kredit tahun 2013 sebesar 20%. Perlambatan pertumbuhan kredit mulai terlihat pada data Oktober sebesar 22,2% yoy, turun dari 23% yoy pada September. Perlambatan kredit ini diharapkan bisa mengurangi pertumbuhan ekonomi. Relatif tingginya pertumbuhan ekonomi dalam 3 tahun terkahir membuat impor mencatat kenaikan signifikan. Sayangnya di saat yang sama ekspor turun karena turunnya permintaan dan harga terutama terkait harga komoditas yang menjadi andalan ekspor non migas Indonesia. Di sisi kebijakan fiskal, pemerintah mengeluarkan paket kebijakan Agustus dan Desember. Kombinasi kedua kebijakan ini akan membuat ekonomi di tahun 2014 dalam tren turun.
Namun penurunan ekonomi tersebut kemungkinan bisa tertahan dengan adanya hajatan pemilihan umum (pemilu) di tahun 2014. Belanja pemilu diperkirakan bisa membantu menahan turunnya konsumsi masyarakat seiring dengan turunnya pendapatan. BI memperkirakan hajatan pemilu bisa mendorong sekitar 0,18%-0,2% pertumbuhan ekonomi. Setidaknya hajatan pemilu ini bisa menahan penurunan pertumbuhan ekonomi sampai triwulan ke-2 2014. Sedangkan di triwulan ke-3, ekonomi masih akan terbantu karena faktor musim puasa dan lebaran.
Di sisi global, ekonomi negara-negara utama seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan Cina juga Jepang diperkirakan lebih baik dari tahun 2013. Perbaikan ekonomi ini diharapkan bisa membawa perbaikan harga komoditas dan ekspor Indonesia. Keputusan the Fed untuk mengurangi stimulusnya mulai bulan Januari sebesar US$10 miliar menjadi US$75 miliar pada FOMC 18 Dsember kemarin memberikan perbaikan sentimen terhadap risiko investasi. Bahkan Gubernur the Fed Bernanke memberikan sinyal yang lebih jelas untuk terus mengurangi di masa mendatang seiring dengan perbaikan ekonomi di AS. Keputusan ini bisa mengurangi ketidakpastian investasi karena investor mulai bisa mengukur risiko investasinya terutama di emerging market (EMs). Namun kemungkinan dana asing belum akan masuk secara masif ke pasar Indonesia karena masih menunggu keputusan calon-calon yang akan maju menjadi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2014.
Ketidakpastian dari dalam negeri terkait Pemilu ini menjadi kendala yang cukup signifikan ditengah perbaikan ekonomi global di tahun 2014. Ketidakpastian ini kemungkinan baru akan terurai memasuki semester ke-2 tahun 2014 seiring dengan harapan perbaikan defisit di transaksi berjalan yang kemungkinan bisa menjadi 2,8%-2,9% dari PDB di akhir tahun 2014. Sedangkan pertumbuhan ekonomi kami perkirakan masih bisa bekisar antara 5,6%-5,8%. Sedangkan tekanan inflasi melambat menuju 5,5%-6%, diikuti dengan suku bunga (BI rate) yang berpotensi turun menuju 7% di triwulan ke-3 jika perbaikan di transaksi berjalan signifikan diikuti dengan turunnya inflasi. Namun BI rate kemungkinan masih berpotensi naik sebesar 25 bps di triwulan ke-1 sebagai proses percepatan penurunan defisit dan antisipasi inflasi akibat pemilu. Kisaran BI rate kami perkirakan antara 7% -7,75% di sepanjang tahun 2014. Sementara untuk nilai tukar rupiah (IDR) kami melihat nilai teoritisnya di Rp.10.500 per USD. Namun dengan mempertimbangkan masih belum optimisnya investor asing masuk ke pasar Indonesia di semester I 2014, kemungkinan IDR masih bergerak di kisaran antara Rp.11.500 sampai Rp.12.000 per USD. Seiring dengan perbaikan di transaksi berjalan dan sentimen pasca Pemilu Presiden Juni 2014, kami perkirakan IDR bisa menguat dan ditutup di Rp.10.800 sampai Rp.11.000 di akhir tahun 2014.
Jakarta, 19 Desember 2013
Lana Soelistianingsih, Chief Economist, Head of Research
***
Strategi Investasi 2014
Secara jangka panjang (>5 tahun), IHSG optimis untuk bullish didukung oleh kondisi demografi yang relatif muda, balance sheet rumah tangga, korporasi dan negara yang kuat, kondisi perbankan yang transparan dan sehat, kondisi politik yang ‘berimbang’ dan pemerintahan yang pro pertumbuhan. Namun, secara jangka pendek (<12 bulan) akan penuh tantangan sekaligus peluang. Domestik ekonomi dalam negeri sedang dalam masa ‘penyesuaian’ setelah berkurangnya efek likuiditas global. Penyesuaian sedang berlangsung melalui mekanisme suku bunga dan pelemahan nilai tukar perlambatan ekonomi dari proses ini diharapkan mencapai titik terendah pada semester I. Sementara, proses pemulihan diharapkan dapat terjadi pada awal semester II. Jangka waktu periode penyesuaian bisa lebih cepat atau lebih lambat, tergantung pada Hasil Pemilu 2014 dan Faktor Eksternal. Beberapa poin penting perkembangan dari luar yang perlu dicermati dan akan memberi efek pada ekonomi dalam negeri antara lain timing dan besaran pengurangan quantitative easing oleh The Fed, pergerakan imbal hasil US Treasury, pertumbuhan/perlambatan ekonomi China dan kebijakan bank sentral utama dunia (The Fed, ECB, BOJ, PBoC).
Strategi investasi dan beberapa sektor pilihan kami antara lain:
PADA MASA PENYESUAIAN
Overweight: Consumer Staple, Mining, Plantation
Neutral: Infrastructure, Utility.
Underweight : Interest rate sensitive stock (Bank, Property, Construction), Consumer Discretionary (Automotive)
PADA MASA PEMULIHAN
Overweight: Interest Rate Sensitive, Consumer Discretionary
Neutral: Infrastructure, Utility, Consumer Staple
Underweight: Plantation, Mining
Jakarta, 19 Desember 2013
Budi Budar
Investment Strategist, Senior Portfolio Manager
***
Disclaimer: This report is represented by PT Samuel Aset Manajemen for information purpose only. Under no circumstances is it to be used or considered as an offer to sell or a solicitation of any offer to buy. This report has been produced independently and the forecast, opinions and expectations contained herein are entirely those of PT Samuel Aset Manajemen. While all reasonable care has been taken to ensure that information contained herein is not untrue or misleading at the time of publication, PT Samuel Aset Manajemen makes no representations as to its accuracy or completeness and it should be relied upon as such. Neither PT Samuel Aset Manajemen nor any officer or employee of PT Samuel Aset Mananajemen accepts only liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this report.

Leave a Reply