Ulasan Pasar dan Ekonomi – Maret 2025: Danantara

Ulasan Pasar Global	
Pasar saham Eropa memimpin didukung oleh rencana ekspansi fiskal

Pasar saham global mengalami penguatan sejak awal tahun. Rerata indeks saham global, yang terdiri dari indeks saham negara maju dan negara berkembang, mencatatkan kenaikan sebesar 1%. Indeks saham Hong Kong (Hang Seng) tercatat sebagai pemimpin indeks saham global, sementara indeks saham Thailand (SET) menjadi yang paling tertinggal.

Indeks saham negara-negara berkembang relatif tertinggal dibandingkan dengan indeks saham global pada tahun ini. Indeks saham Meksiko (S&P/BMV IPC), Afrika Selatan (FTSE/JSE), dan Brazil (BOVESPA) tercatat berkinerja lebih baik. Di sisi lain, indeks saham Thailand (SET), Indonesia (IHSG), dan Filipina (PSEi) relatif tertinggal sejak awal tahun.

Indeks saham negara-negara maju mencatatkan hasil positif pada tahun ini. Indeks saham yang relatif unggul adalah Hong Kong (Hang Seng), diikuti oleh Jerman (DAX), Eropa (STOXX 600), dan Swedia (OMX Stockholm). Sementara indeks saham Jepang (Nikkei 225), Teknologi AS (NASDAQ), dan Taiwan (TWSE) tercatat tertinggal.

Dari sisi kinerja sektoral saham pada kawasan-kawasan ekonomi besar di dunia, sektor Keuangan, Telekomunikasi, dan Kesehatan cenderung memimpin sejak awal tahun. Sementara sektor Teknologi, Utilitas, dan Perindustrian relatif tertinggal.

Pasar saham Eropa mengalami reli kuat sejak awal tahun, dengan kinerja indeks secara keseluruhan menunjukkan tren positif. Beberapa indeks utama bahkan mencapai level tertinggi baru sepanjang masa. Salah satu pendorong utama reli ini adalah kebijakan moneter yang lebih akomodatif dan rencana pelonggaran kebijakan fiskal Jerman. Sentimen pasar juga terbantu oleh valuasi saham Eropa yang relatif murah dibandingkan dengan valuasi saham di Amerika Serikat

Ulasan Makro Ekonomi Indonesia:
Deflasi pertama dalam 25 tahun terakhir, di tengah likuiditas Rumah Tangga yang memburuk

Inflasi Indonesia di bulan Februari 2025 tercatat sebesar -0,09% secara tahunan atau -0,48% secara bulanan. Deflasi terjadi di Kelompok harga diatur pemerintah sebesar -9,02% secara tahunan, sedangkan inflasi inti tercatat sebesar 2,48% secara tahunan dan kelompok harga bergejolak mencatatkan inflasi sebesar 0,56%.

Di bulan Februari 2025 Kelompok sektor Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga mencatatkan deflasi -12,08% secara tahunan yang disebabkan oleh diskon tarif listrik sebesar 50% kepada pelangggan 2.200 VA ke bawah. Sementara Kelompok sektor Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mencatatkan inflasi tahunan tertinggi sebesar 8,43% yang dipicu oleh kenaikan harga emas.

Di bulan Januari 2025 kredit perbankan yang dilakukan oleh rumah tangga tumbuh 10,53% secara tahunan, sementara dana pihak ketiga yang dimiliki oleh rumah tangga di perbankan tumbuh -2,68% secara tahunan. Memburuknya kondisi likuiditas rumah tangga ditunjukkan oleh tren peningkatan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga rumah tangga.

Tema Investasi Khusus: Danantara:
Mengoptimalkan aset negara menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan

Pada 24 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebuah lembaga pengelola investasi strategis yang bertujuan mengonsolidasikan dan mengoptimalkan investasi pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Nama “Daya Anagata Nusantara” dipilih oleh Presiden Prabowo, di mana “Daya” berarti energi, “Anagata” berarti masa depan, dan “Nusantara” merujuk pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Makna ini menggambarkan potensi dan kekuatan masa depan Indonesia yang berfokus pada pengelolaan investasi yang efisien.

Danantara dirancang untuk mengelola aset negara secara profesional dan transparan, dengan tujuan meningkatkan efisiensi aset, menarik investasi global, dan memperkuat daya saing Indonesia di sektor-sektor strategis. Dengan pendekatan ini, diharapkan tercipta kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam tahap awal, Danantara akan mengelola investasi senilai US$20 miliar atau sekitar Rp326 triliun, yang akan dialokasikan ke berbagai proyek strategis. Sektor-sektor prioritas mencakup hilirisasi sumber daya alam, kecerdasan buatan (AI), energi terbarukan, dan ketahanan pangan. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong transformasi ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bernilai tinggi.

Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar turut serta dalam Danantara, di antaranya PT Pertamina di sektor energi, PT PLN di bidang kelistrikan, PT Telkom Indonesia di sektor telekomunikasi, serta tiga bank BUMN—Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri—yang akan berperan dalam mendukung pembiayaan investasi. Selain itu, Mining Industry Indonesia (MIND ID) juga akan terlibat dalam proyek hilirisasi sumber daya mineral untuk meningkatkan nilai tambah industri pertambangan nasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Danantara menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan investasi. Lembaga ini akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik. Dengan hadirnya Danantara, Indonesia berharap dapat mempercepat transformasi ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pengelolaan aset negara yang efektif dan efisien, Danantara berpotensi menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di masa depan.

Selengkapnya download SAM Newsletter – Maret 2025


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *