Download SAM Monthly Newletter – November 2024
Ulasan Pasar Global
Melambatnya pertumbuhan ekonomi sejalan dengan menurunnya inflasi
Pasar saham global mengalami penguatan sejak awal tahun. Rerata indeks saham global, yang terdiri dari indeks saham negara maju dan negara berkembang, mencatatkan kenaikan sebesar 9%. Indeks saham Taiwan (TWSE) tercatat sebagai pemimpin indeks saham global, sementara indeks saham Meksiko (S&P/BMV IPC) menjadi yang paling tertinggal.

Indeks saham negara-negara berkembang relatif tertinggal dibandingkan dengan indeks saham global pada tahun ini. Indeks saham Filipina (PSEi), Tiongkok (SHCOMP), dan Malaysia (FTSE KLCI) tercatat berkinerja lebih baik. Di sisi lain, indeks saham Meksiko (S&P/BMV IPC), Brazil (BOVESPA), dan Thailand (SET) relatif tertinggal sejak awal tahun.
Indeks saham negara-negara maju mencatatkan hasil positif pada tahun ini. Indeks saham yang relatif unggul adalah Taiwan (TWSE), diikuti oleh Teknologi AS (NASDAQ), Amerika Serikat (S&P 500), dan Hong Kong (Hang Seng). Sementara indeks saham Korea Selatan (KOSPI), Inggris (FTSE 100), dan Denmark (OMX Copenhagen) tercatat tertinggal.
Ulasan Makro Ekonomi Indonesia
Reli pasar global di dominasi oleh kenaikan saham-saham AS
PDB Indonesia di Triwulan III-2024 tumbuh 4,95% secara tahunan, melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,05%. Pertumbuhan sektor Konsumsi Rumah Tangga menjadi satu-satunya sektor yang tumbuh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya.

Di bulan Oktober 2024 inflasi umum tercatat sebesar 1,71% secara tahunan, masih melanjutkan tren penurunan dalam 8 bulan terakhir. Inflasi di level perdagangan besar tercatat sebesar 1,95% secara tahunan, juga dalam tren menurun seperti inflasi di harga konsumen. Adapun inflasi inti masih dalam tren meningkat sepanjang tahun ini.

Rata-rata upah buruh pada bulan Agustus 2024 sebesar 3,27 juta rupiah, tumbuh 2,81% dibandingkan bulan Agustus 2023. Pertumbuhan tahunan tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan di bulan Februari 2024 yang sebesar 3,27% dan di bulan Agustus 2023 yang sebesar 3,50%.

Tema Investasi Khusus: Dampak Kebijakan Trump
Peluang baru bagi ekonomi Indonesia
Kemenangan Donald Trump membawa dampak bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. Meskipun kebijakan proteksionisme yang diterapkannya dapat menciptakan tantangan, ada beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memperkuat ekonomi domestik.
Di tingkat global, kebijakan ekonomi Trump, yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi domestik AS melalui pemotongan pajak dan deregulasi, berpotensi mendorong perekonomian AS untuk tumbuh lebih cepat. Hal ini menciptakan peningkatan permintaan bagi produk-produk global, termasuk barang-barang yang diproduksi di Indonesia. Dengan terjadinya ekspansi ekonomi di AS, Indonesia berpeluang untuk meningkatkan ekspor ke pasar yang lebih luas, terutama di sektor komoditas dan manufaktur.

Secara domestik, Indonesia dapat memanfaatkan pergeseran arus investasi global yang didorong oleh kebijakan Trump. Kebijakan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI), terutama dalam sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, manufaktur, dan teknologi. Investasi ini tidak hanya dapat memperkuat perekonomian domestik, tetapi juga meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam mengelola stabilitas nilai tukar Rupiah juga memberikan ruang bagi Indonesia untuk menjaga daya beli domestik dan mengurangi dampak negatif dari fluktuasi nilai tukar. Selain itu, sektor komoditas Indonesia berpotensi mendapatkan manfaat dari kebijakan deregulasi energi di AS, yang meningkatkan permintaan terhadap komoditas seperti batubara dan kelapa sawit. Kenaikan harga dan permintaan global untuk produk-produk ini memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat nilai ekspor dan meningkatkan pendapatan negara.
Secara keseluruhan, meskipun ada tantangan yang datang Bersama dengan rencana kebijakan Trump, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat ketahanan ekonominya, memanfaatkan pertumbuhan global, dan memperluas akses pasar. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat mengoptimalkan momentum ekonomi global ini untuk mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.