Download SAM Monthly Newsletter – September 2024
Ulasan Pasar Global
Hampir seluruh pasar saham negara besar berada dalam teritori positif
Pasar saham global mengalami penguatan sejak awal tahun. Rerata indeks saham global, yang terdiri dari indeks saham negara maju dan negara berkembang, mencatatkan kenaikan sebesar 9%. Indeks saham Taiwan (TWSE) tercatat sebagai pemimpin indeks saham global, sementara indeks saham Meksiko (S&P/BMV IPC) menjadi yang paling tertinggal.
Indeks saham negara-negara berkembang relatif tertinggal dibandingkan dengan indeks saham global pada tahun ini. Indeks saham Malaysia (FTSE KLCI), India (SENSEX), dan Afrika Selatan (FTSE/JSE) tercatat berkinerja lebih baik. Di sisi lain, indeks saham Meksiko (S&P/BMV IPC), Tiongkok (SHCOMP), dan Thailand (SET) relatif tertinggal sejak awal tahun.

Indeks saham negara-negara maju mencatatkan hasil positif pada tahun ini. Indeks saham yang relatif unggul adalah Taiwan (TWSE), diikuti oleh Denmark (OMX Copenhagen), Amerika Serikat (S&P 500), dan Teknologi AS (NASDAQ). Sementara indeks saham Korea Selatan (KOSPI), Hong Kong (Hang Seng), dan Inggris (FTSE 100) tercatat tertinggal.
Dari sisi kinerja sektoral saham pada kawasan-kawasan ekonomi besar di dunia, sektor Teknologi, Keuangan, dan Telekomunikasi cenderung memimpin sejak awal tahun. Sementara sektor Bahan Baku, Barang Konsumen Non-Primer, dan Energi relatif tertinggal.
Pasar saham global melanjutkan penguatan setelah sempat terkoreksi dalam pada awal bulan Agustus yang disebabkan oleh unwinding position dari Japanese Yen Carry Trade. Penguatan pasar dalam beberapa pekan terakhir didukung dari ekspektasi pasar bawah akhirnya the Fed akan mulai memotong tingkat suku Bunga acuan pada bulan September sebesar 25 basis poin.
Tema Investasi Khusus: Market Rebound
Fenomena periode pemulihan pasar
Market rebound atau pemulihan pasar adalah fenomena di mana nilai aset-aset finansial, seperti saham atau obligasi, yang sebelumnya mengalami penurunan, kembali mengalami peningkatan. Rebound ini sering terjadi setelah periode volatilitas tinggi atau penurunan tajam di pasar, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari sentimen positif investor hingga intervensi pemerintah atau perubahan kondisi ekonomi.

Fenomena market rebound biasanya dimulai ketika investor merasa bahwa harga aset telah mencapai titik terendah dan mulai membeli kembali aset-aset yang nilainya telah turun signifikan. Proses ini sering kali didorong oleh keyakinan bahwa reaksi pasar terlalu berlebihan terhadap berita atau kondisi tertentu, sehingga harga aset dipandang terlalu murah dan berpotensi menghasilkan keuntungan di masa depan.
Selain itu, pemulihan pasar sering kali dipicu oleh stimulus ekonomi dari pemerintah atau bank sentral, seperti penurunan suku bunga atau program pembelian aset, yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas dan kepercayaan di pasar. Ketika investor melihat tanda-tanda stabilisasi ekonomi atau kebijakan yang mendukung pertumbuhan, mereka cenderung menjadi lebih optimis dan mulai mengalokasikan kembali dana mereka ke pasar saham atau instrumen investasi lainnya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa market rebound tidak selalu berkelanjutan dan bisa saja merupakan fenomena jangka pendek. Kadang-kadang, apa yang tampak seperti rebound hanyalah “dead cat bounce“ yaitu pemulihan sementara sebelum pasar kembali turun. Oleh karena itu, investor perlu berhati-hati dan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk analisis fundamental dan teknikal, sebelum mengambil keputusan investasi selama periode rebound.
Secara keseluruhan, market rebound mencerminkan dinamika pasar yang kompleks, di mana sentimen investor, kondisi ekonomi, dan kebijakan pemerintah semuanya berperan dalam menentukan arah pergerakan harga. Bagi investor, memahami kapan dan mengapa rebound terjadi adalah kunci untuk memaksimalkan keuntungan dan mengurangi risiko dalam portofolio mereka.