Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Kamis, (7/12). Dow, S&P 500, dan Nasdaq masing – masing terapresiasi sebesar 0.17%, 0.80%, dan 1.37%. Dari Eropa, indeks bergerak melemah. FTSE 100 dan STOXX600 terdepresiasi masing – masing sebesar -0.02% dan -0.27%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,506. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar 0.19% dan 0.68% diperdagangkan pada level US$ 74.58 dan US$ 69.82 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan bertumbuh sebesar 0.97%, NIKKEI Jepang terdepresiasi sebesar -1.05%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.02%, -0.03%, dan -0.07%,
Isu Ekonomi dan Pasar
Ekspor China tumbuh untuk pertama kalinya dalam enam bulan pada November, menurut data bea cukai pada Kamis (7/12/2023). Hal itu menunjukkan bahwa sektor manufaktur mungkin mulai mendapat manfaat dari peningkatan aliran perdagangan global. Dikutip dari Reuters, ekspor China meningkat sebesar 0,5% pada November dibandingkan tahun sebelumnya. Angka itu membaik dibandingkan dengan penurunan 6,4% pada Oktober dan mengalahkan penurunan 1,1% dalam jajak pendapat Reuters. Namun, impor tercatat turun 0,6%, setelah mengalami peningkatan 3% di bulan Oktober. Data manufaktur yang bervariasi pada November telah mempertahankan seruan untuk dukungan kebijakan lebih lanjut untuk menjaga pertumbuhan. Tapi juga menimbulkan pertanyaan mengenai apakah survei yang didasarkan pada sentimen negatif telah menutupi perbaikan kondisi. (Investor)
Bank Indonesia (BI) mengatakan, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir November 2023 tercatat sebesar US$ 138,1 miliar. Angka itu meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2023 sebesar US$ 133,1 miliar. Departemen Komunikasi Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono menjelaskan, kenaikan posisi cadev tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Posisi tersebut juga setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. (Investor)
Pelaksanaan pemilu diyakini akan mendongkrak pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Bank Indonesia (BI) yakin, pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan meningkat pada tahun 2024. Dari perhitungan BI dalam Laporan Pertemuan Tahunan BI 2023, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tahun 2024 akan sebesar 4,7% yoy hingga 5,5% yoy. Ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan outlook pertumbuhan konsumsi rumah tangga di sepanjnag 2023 yang sebesar 4,5% yoy hingga 5,3% yoy. Salah satu pendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga adalah potensi peningkatan permintaan domestik. Didorong kenaikan gaji apratur sipil negara (ASN) dan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). (Kontan)
Best Regards,
SAM Investment

Leave a Reply