Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak melemah pada hari Kamis, (19/10). Dow, S&P 500, dan Nasdaq tedepresiasi masing – masing sebesar -0.75%, -0.85%, dan -0.96%. Dari Eropa, indeks bergerak melemah. FTSE 100 dan STOXX600 terdepresiasi masing – masing sebesar -1.17% dan -1.19%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,835. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar 0.82% dan 1.00% diperdagangkan pada level US$ 93.14 dan US$ 89.27 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi sebesar -1.88%, NIKKEI Jepang menurun sebesar -0.59%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.10%, -0.20%, dan -0.34%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Menurut survei terhadap para ekonom, bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve (The Fed) akan tetap mempertahankan suku bunga acuan stabil pada pertemuan 31 Oktober – 1 November 2023. Lebih dari 80% ekonom, atau 90 dari 111 responden di dalam survei pada 13-18 Oktober 2023, memprediksi bahwa Federal Open Market Committee (FOMC) akan mempertahankan suku bunga dalam kisaran 5,25%-5,50% pada pertemuan nanti. Hal ini sejalan dengan harapan pasar dan jika terwujud akan menjadi pertama kalinya di dalam siklus dimana The Fed memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga dalam dua pertemuan berturut-turut. (Bisnis)
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kenaikan suku bunga acuan dilakukan dilakukan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak meningkat tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor (imported inflation). Diharapkan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024. (Investor)
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 2,9% pada tahun 2023 ini. Sedangkan pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan menurun jadi 2,8%. Perekonomian Amerika Serikat (AS) pada 2023 masih tumbuh kuat terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan sektor jasa yang berorientasi domestik. Sedangkan ekonomi China melambat dipengaruhi oleh pelemahan konsumsi dan penurunan kinerja sektor properti. Meningkatnya ketegangan geopolitik mendorong harga energi dan pangan meningkat sehingga mengakibatkan tetap tingginya inflasi global. (Investor)
Best Regards,
SAM Investment
Leave a Reply