Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Senin (28/8). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.62%, 0.63%, dan 0.84%. Dari Eropa, indeks bergerak menguat. FTSE 100 dan STOXX600 terapresiasi masing – masing sebesar 0.07% dan 0.89%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,273. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak melemah masing-masing sebesar -0.24% dan -0.22% diperdagangkan pada level US$ 83.67 dan US$ 79.92 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terapresiasi sebesar 0.32%, NIKKEI Jepang menguat sebesar 0.28%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak menguat pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.01%, 0.01%, dan 0.02%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Kementerian Keuangan China memberikan insentif terbaru untuk merelaksasi biaya transaksi perdagangan saham dari 0.1% menjadi 0.05% pada Senin (28/8). Di sisi lain, perusahaan yang akan IPO juga akan dibatasi. Hal ini diharapkan pasar saham China menjadi lebih terjaga dengan fokus pada emiten yang sudah melantai di bursa. Analisis China International Capital Corp. Pu Han mengatakan bahwa langkah ini diambil dengan ekspektasi untuk dapat mengembalikan keyakinan investor terhadap pasar saham China. Dilansir dari Bloomberg, investor asing menjual saham-saham China daratan secara neto selama 13 hari berturut-turut merupakan periode terpanjang yang pernah ada. (Bisnis)
Bank Indonesia (BI) meluncurkan instrumen operasi moneter baru untuk memperkuat upaya pendalaman pasar uang berupa Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang direncanakan akan diimplementasikan pada 15 September 2023. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Donny Hutabarat menjelaskan tujuan penerbitan SRBI adalah untuk pendalaman pasar uang terlebih dengan kondisi global yang cukup volatil. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai SRBI berpotensi menggantikan operation twist yang ditunjukkan untuk mengelola kurva imbal hasil obligasi Indonesia sehingga imbal hasil obligasi jangka pendek menjadi lebih tinggi dari level saat ini. (Kontan)
Gerak mata uang rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) masih dibayangi gejolak pada perdagangan hari ini. Bloomberg mencatat pada perdagangan Senin (28/8) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 0,02% secara harian ke Rp15.292 bersamaan dengan naiknya indeks dolar AS sebesar 0,09% ke 104,17. Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan situasi kinerja makroekonomi global masih membebani kinerja nilai tukar sehingga rupiah diperkirakan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.270-Rp 15.350. Menurut ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto tekanan makroekonomi global terutama langkah Federal Reserve akan memberikan sentimen utama terhadap arah rupiah. (Bisnis)
Best Regards,

Leave a Reply