SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – 24 Agustus 2023

Kilas Pasar

Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Rabu (23/8). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.54%, 1.10%, dan 1.59%. Dari Eropa, indeks bergerak menguat. FTSE 100 dan STOXX600 terapresiasi masing – masing sebesar 0.68% dan 0.39%.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,263. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar -0.42% dan -0.47% diperdagangkan pada level US$ 82.86 dan US$ 78.52 per barel.

Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terapresiasi sebesar 0.81%, NIKKEI Jepang menguat sebesar 0.44%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak menguat pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.01%, 0.57%, dan 1.13%.

Isu Ekonomi dan Pasar

Hasil survey yang  dilakukan oleh Reuters menunjukkan aktivitas bisnis di zona euro pada Agustus 2023 turun jauh lebih banyak dari perkiraan. Data resmi menunjukkan tingkat inflasi mencapai 5,4% pada Juli atau lebih dari dua kali lipat target 2% Bank Sentral Eropa (ECB). Meskipun inflasi meningkat, Data Indeks Pembelian Manajer (PMI) dilaporkan turun menjadi 47,0 poin pada Agustus dari 48,6 poin pada Juli, terendah sejak November 2020. Menurut mayoritas ekonom yang disurvey oleh Reuters, penurunan tajam pada PMI akan membuat ECB menghentikan laju kenaikan suku bunga sementara pada September. Namun, mengingat level inflasi belum menunjukkan target yang diinginkan oleh ECB, jeda tidak bisa diartikan sebagai puncak dari pengetatan moneter. (Investor)

Pemerintah semakin sering menerbitkan surat berharga negara (SBN) ritel. Pada akhir 2022, kepemilikan investor individual mencapai 6.48% dari total SBN atau sekitar Rp344.3 triliun. Hal ini membuat pemerintah semakin gencar untuk mencari investor ritel karena imbal hasil yang ditawarkan menarik. Pidato RAPBN 2024 dan Nota Keuangan memproyeksikan bahwa rata-rata suku bunga SBN 10 tahun berada di level 6.7% dengan pembiayaan utang yang bersumber dari SBN neto direncanakan mencapai Rp666.4 triliun. (Kontan)

Bank Indonesia perlu menahan tekanan eksternal terhadap rupiah imbas potensi kelanjutan kenaikan suku bunga The Fed hingga akhir tahun ini. Oleh karena itu, Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga acuan hingga 5.75% dengan tetap memantau stabilitas rupiah dan menjaga inflasi. Dilansir dari BPS, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar USD 1.31 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan Juni 2023 yang mencapai USD3.45 triliun. Penurunan ini diproyeksikan akan terus berlanjut karena lemahnya pertumbuhan ekonomi mitra dagang Indonesia dengan Tiongkok. Meskipun begitu, dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi yang menguat telah meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya. (Investor)

Best Regards,

SAM Investment


SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—24-Agustus-2023.pdf


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *