Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Jumat (28/7). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.50%, 0.99%, dan 1.90%. Dari Eropa, indeks bergerak bervariasi. FTSE 100 terapresiasi sebesar 0.02% dan STOXX600 terdepresiasi sebesar -0.20%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,063. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak melemah masing-masing sebesar -0.20% dan -0.16% diperdagangkan pada level US$ 84.24 dan US$ 80.42 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terapresiasi sebesar 0.83%, NIKKEI Jepang bertumbuh sebesar 1.91%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.07%, -0.05%, dan -0.10%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Tren penurunan simpanan di industri perbankan Amerika Serikat masih berlanjut dan justru banyak terjadi di bank-bank besar. Empat bank besar seperti JPMorgan Chase, Bank of America, Citigroup dan Wells Fargo mencetak penurunan simpanan US$62 miliar di periode April-Juni 2023 dibanding kuartal sebelumnya. Total simpanan simpanan bersih dari empat bank tersebut sekarang mencapai US 262-miliar. Alexander Yokum selaku analis CFRA mengatakan bahwa penurunan tersebut terjadi karena nasabah lebih memilih bank-bank regional yang menawarkan bunga deposito yang lebih tinggi demi menarik deposan sementara bank-bank besar bisa mempertahankan suku bunga rendah karena memiliki skala bisnis yang besar dan beragam sumber dana. (Kontan)
Bunga utang tahun ini berisiko membengkak meskipun pembayaran bunga utang pemerintah sudah hampir separuh dari alokasi APBN 2023. Kementerian Keuangan mencatat bahwa bunga utang per akhir Juni 2023 mencapai Rp211.7 triliun atau setara dengan 48% dari target APBN 2023. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto mengungkapkan bahwa pembayaran bunga utang akan disesuaikan dengan jatuh tempo pembayaran, sesuai jadwal, hingga akhir Desember 2023. Mengacu pada data Kementerian Keuangan, pembayaran bunga utang pemerintah setiap tahun memang terus meningkat, bahkan diproyeksikan bisa mencapai hingga Rp470 triliun tahun ini. (Kontan)
Bank Indonesia akan memberikan bunga deposito valas bagi eksportir yang memarkirkan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) pada sistem keuangan Indonesia. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa bunga yang ditawarkan ini bernilai lebih tinggi apabila dibandingkan dengan eksportir yang memarkirkan hasil ekspornya di luar negeri. Sebagai contoh, TD Valas DHE berjumlah lebih dari 10 juta USD dalam jangka waktu 3 bulan akan diberikan bunga sebesar 5.51% dari BI ke bank, dengan rincian 5.385% diberikan ke eksportir dan 0.125% untuk perbankan. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 yang mulai berlaku pada 1 Agustus 2023. Melalui kebijakan ini, pemerintah resmi mewajibkan eksportir untuk menyimpan DHE SDA seminimalnya 30% dalam sistem keuangan Indonesia dengan jangka waktu paling sedikit tiga bulan. (Kontan)
Best Regards,

Leave a Reply