Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Senin (24/7). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.52%, 0.40%, dan 0.19%. Dari Eropa, indeks bergerak menguat FTSE 100 dan STOXX600 terapresiasi masing – masing sebesar 0.19% dan 0.06%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.14,984. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar 0.05% dan 0.22% diperdagangkan pada level US$ 82.62 dan US$ 78.89 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi sebesar -0.05%, NIKKEI Jepang menurun sebesar -0.39%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.07%, -0.05%, dan -0.03%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Meningkatnya harapan soft landing terhadap ekonomi Amerika Serikat (AS) bergantung pada kesediaan Federal Reserve (The Fed) mentolerir inflasi yang lebih tinggi dari target 2 persen. Mengutip Bloomberg, Senin (24/7/2023) ketua The Fed Jerome Powell dengan rekan-rekannya tampaknya akan menaikkan suku bunga sebesar 0,25 bps minggu ini. Tujuannya adalah untuk memperlambat ekonomi tanpa harus jatuh ke jurang resesi dan mencapai target inflasi 2 persen, atau yang disebut dengan soft landing. Mantan bos The Fed Ben Bernanke mengatakan bahwa kenaikan suku bunga 25-26 Juli 2023 mungkin jadi yang terakhir. Namun, hal ini tergantung pada seberapa tinggi inflasi yang dapat diterima The Fed dan berapa lama. (Bisnis)
Operasi moneter berupa term deposit valas sebagai penempatan devisa hasil ekspor (DHE) telah berlangsung sekitar empat bulan. Namun, eksportir masing enggan membawa masuk dananya dan menyimpan lebih lama ke sistem keuangan dalam negeri. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), total volume transaksi term deposit valas sejak 2 Maret 2023 hingga 20 Juli 2023 mencapai US$ 1.23 miliar. Jumlah tersebut terdiri dari transaksi dalam tenor satu bulan sebesar US$ 1 miliar dan tenor tiga bulan sebesar US$ 236 juta. Dengan nilai transaksi yang lebih banyak masuk ke tenor jangka pendek, kepala Ekonomi Bank Central Asia (BCA) David Sumual menduga, kondisi ini berkaitan dengan arus kas para pengusaha. Selain itu, imbal hasil tenor jangka pendek lebih menarik daripada imbal hasil tenor jangka Panjang. Pada 20 Juli 2023, imbal hasil tenor satu bulan bergerak di kisaran 5.22% hingga 5.32% dan imbal hasil tenor tiga bulan di kisaran 5.38% hingga 5.48%. (Kontan)
Rupiah diperkirakan masih akan bergerak sideways lantaran investor wait and see menjelang rapat FOMC pada tanggal 25-26 Juli mendatang. Hari senin (24/7), rupiah ditutup stagnan pada level Rp 15.027 per dolar Amerika Serikat (AS). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pergerakan rupiah diperkirakan masih akan cenderung sideways hingga rilis FOMC pada Kamis mendatang. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali mempertahankan suku bunga di level 5,75% pada RDG BI bulan Juli ini. (Kontan)
Best Regards,

Leave a Reply