Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Selasa (25/7). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.08%, 0.28%, dan 0.61%. Dari Eropa, indeks bergerak menguat FTSE 100 dan STOXX600 terapresiasi masing – masing sebesar 0.17% dan 0.48%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,022. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak bervariasi masing-masing sebesar 0.08% dan -0.29% diperdagangkan pada level US$ 83.00 dan US$ 79.40 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi sebesar -0.96%, NIKKEI Jepang menurun sebesar -0.22%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.10%, -0.04%, dan -0.19%.
Isu Ekonomi dan Pasar
The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga sebesar 0.25% minggu ini, bahkan diproyeksi kebijakan ini akan berlanjut hingga akhir tahun 2023. Dikutip dari Bloomberg (25/7), Chairman The Fed Jerome Powell nampaknya akan membiarkan kebijakan kenaikan suku bunga tersebut, dan Bank Sentral AS diperkirakan akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada Rabu (26/7) pukul 2.00 siang waktu setempat. Apabila kebijakan ini terjadi, maka kenaikan suku bunga sebesar 0.25% menandai kebijakan menaikkan suku bunga yang ke-11 kalinya yang dilakukan oleh Bank Sentral AS dan membawa suku bunga acuan level tertinggi dalam 22 tahun terakhir. (Kontan)
Dalam Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan periode Juli 2023, BI kembali mempertahankan suku bunga acuan BI7DDR di level 5,75% untuk keenam kalinya berturut-turut. BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility 5,00% dan suku bunga Lending Facility 6,50%. Keputusan tersebut konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0% plus minus 1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5% plus minus 1% pada 2024. Gubernur BI Perry Warjiyo juga menekankan bahwa fokus kebijakan moneter dialihkan pada penguatan stabilisasi nilai rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan mitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global. (Investor)
Bank Indonesia (BI) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 sebesar 5,1% secara tahunan atau year on year (yoy). Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengungkapkan bahwa BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi naik menjadi 5,1% dari yang sebelumnya di kisaran 5% yoy. Hal tersebut juga didukung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo yang mengungkapkan pertumbuhan ekonomi untuk kuartal II-2023 terdorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga serta investasi. Kenaikan konsumsi rumah tangga tersebut berhubungan dengan hari keagamaan seperti Idul Fitri serta pemberian gaji ke -13 untuk aparatur sipil negara (ASN). Peningkatan investasi terlihat pada investasi non bangunan seperti kinerja ekspor yang positif dan hilirisasi. (Kontan)
Best Regards,

Leave a Reply