SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – 24 Juli 2023

Kilas Pasar 

Indeks saham di Amerika Serikat bergerak bervariasi pada hari Jumat (21/7). Dow dan S&P 500 terapresiasi masing – masing sebesar 0.01% dan 0.03%, Nasdaq terdepresiasi sebesar -0.22%. Dari Eropa, indeks bergerak menguat FTSE 100 dan STOXX600 terapresiasi masing – masing sebesar 0.23% dan 0.32%. 

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,005. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak melemah masing-masing sebesar -0.51% dan -0.52% diperdagangkan pada level US$ 80.47 dan US$ 76.69 per barel. 

Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terapresiasi sebesar 0.52%, NIKKEI Jepang bertumbuh sebesar 1.16%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak bervariasi pada pagi hari ini dengan Dow dan S&P terdepresiasi sebesar -0.09% dan -0.04%, Nasdaq terapresiasi sebesar 0.04%. 

Isu Ekonomi dan Pasar 

Sejumlah bank sentral utama dunia akan bertemu pada pekan terakhir Juli 2023 untuk menetapkan kebijakan moneter di tengah berlanjutnya tanda-tanda bahwa krisis inflasi terburuk dalam beberapa dekade terakhir mulai mereda. The Federal Open Market Committee (FOMC) diperkirakan akan menaikkan suku bunga seperempat poin ke kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen dan akan diikuti oleh Bank Sentral Eropa yang akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Ketua The Fed Jerome Powell maupun Presiden ECB Christine Lagarde telah memperingatkan bahwa inflasi masih terlalu tinggi sehingga memaksa mereka untuk menaikkan biaya pinjaman lebih lanjut. (Bisnis) 

Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menahan suku bunga acuan kendati The Fed kemungkinan akan kembali menaikkan bunga.  Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan digelar lebih dulu pada 24-25 Juli 2023 kemudian Federal Open Market Committee (FOMC) berlangsung 25-26 Juli 2023. Analis Saham Rakyat by Samuel Sekuritas Billy Halomoan memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%. Salah satu pertimbangan BI masih perlu menahan suku bunga adalah bank sentral beberapa negara termasuk The Fed masih belum memberikan sinyal dovish sehingga BI perlu menjaga stabilitas nilai rupiah dan iklim investasi aset keuangan domestik. (Kontan) 

Kementerian Investasi menargetkan peningkatan realisasi investasi sebesar 17.85% atau Rp1.650 triliun di tahun pemilu 2024 dan berpotensi tidak akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk mencapai target itu, pemerintah mendorong realisasi investasi besar khususnya pada sektor hilirisasi, investasi hijau, dan fasilitas penunjang pelaku usaha. Ekonom Makroekonomi LPEM UI Teuku Riefky berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi domestik masih cukup baik dengan sektor manufaktur yang masih mendominasi realisasi investasi satu tahun kedepan. Pemerintah mendorong investasi terhadap sektor real estate dan konstruksi karena bukan hanya berdampak pada infrastruktur, melainkan juga meningkatkan program padat karya untuk mengurangi pengangguran. (Kontan) 

Best Regards, 

SAM Investment


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *