Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Selasa (18/7). Dow, S&P 500 dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.31%, 0.24%, dan 0.03%. Dari Eropa, indeks bergerak meningkat FTSE 100 dan STOXX600 terapresiasi masing – masing sebesar 1.80% dan 0.26%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.14,954. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar 0.20% dan 0.23% diperdagangkan pada level US$ 79.62 dan US$ 75.45 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan bertumbuh sebesar 0.03%, NIKKEI Jepang menurun sebesar -0.60%. Perdagangan indeksfutures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.01%, -0.15%, dan -0.44%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Para ekonom meyakini The Fed akan menaikkan suku bunga untuk pengetatan moneter yang terakhir kalinya di kisaran angka 5,25%-5,50%. Hasil polling Reuters terhadap 106 ekonom tersebut mempertimbangkan indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) yang hanya naik 3% di bulan Juni, turun 4% pada bulan sebelumnya. Meskipun dengan data ekonomi terkait inflasi yang positif, ekonom baru bisa meyakini target inflasi 2% baru akan dicapai setidaknya pada tahun 2025. TIdak hanya itu, 19 dari 106 ekonom yang disurvei masih memprediksi kenaikan suku bunga AS mencapai 5,25%-5,75% yang berarti masih ada kenaikan sekali lagi setelah bulan Juli ini. Dikutip dari Reuters, Jan Nevruzi selaku Strategist di Natwest Markets menyatakan bahwa lebih baik tidak terlalu terburu-buru menyatakan kemenangan atas melawan inflasi. (Kontan)
Utang Luar Negeri (ULN) swasta terpantau menurun pada Mei 2023 sebesar 1.5% mom atau sebanyak USD 196.5 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, dilansir dari Bank Indonesia. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 5.3% yoy dan ULN lembaga keuangan sebesar 7.6% yoy. Meskipun begitu, ULN swasta investasi menunjukan peningkatan, walau tidak signifikan, pada Mei 2023 sebesar 9.44% dibandingkan dengan akhir 2019. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan bahwa penurunan utang ini menjadi lampu merah ekonomi karena menggambarkan kondisi ekspansi yang tertahan. Kondisi ini menjadi gambaran bahwa pelaku usaha sedang mewaspadai ketidakpastian global dan suku bunga tinggi yang masih menghantui. (Kontan)
Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2023 berjumlah di kisaran 25,9 juta orang. Angka tersebut menurun 460 ribu orang dibandingkan pada September 2022 dan 260 ribu orang dibandingkan Maret 2022. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan menyebutkan, tren penurunan kemiskinan ini sejalan dengan fokus kebijakan jangka pendek pemerintah untuk mempercepat penurunan ekstrim menjadi 0% pada 2024. (Investor)
Best Regards,
SAM Investment
Leave a Reply