SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – 18 Juli 2023

Kilas Pasar

Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Senin (17/7). Dow, S&P 500 dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.22%, 0.39%, dan 0.93%. Dari Eropa, indeks bergerak melemah. FTSE 100 dan STOXX600 terdepresiasi masing – masing sebesar -0.38% dan -0.63%.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.14,964. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar 0.15% dan 0.16% diperdagangkan pada level US$ 78.61 dan US$ 74.19 per barel.

Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi sebesar -0.54%, NIKKEI Jepang meningkat sebesar 0.30%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.06%, -0.11%, dan -0.20%.

Isu Ekonomi dan Pasar

Lesunya belanja konsumen dan krisis di sektor properti membuat pertumbuhan ekonomi Tiongkok lesu dan hanya mencetak angka sebesar 6,3% (year-on year/YoY), jauh di bawah angka konsensus ekonom di angka 7,1%. Kepala Ekonom Guotai Junan Hong Kong Ltd. Hao Zhou mengatakan bahwa lambatnya pertumbuhan ekonomi China harus dibantu oleh kebijakan seperti pemangkasan suku bunga acuan. Meskipun begitu, naiknya suku bunga Amerika Serikat (AS) membatasi kebijakan pelonggaran dari People?s Bank of China (PBOC). Hal tersebut telah menjadi perhatian Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam pertemuannya dengan  gubernur bank sentral negara G20. Ia mengatakan bahwa lambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok harus diwaspadai karena akan berdampak pada banyak negara di dunia. (Bisnis)

Neraca perdagangan barang Indonesia pada Juni 2023 tercatat surplus senilai USD 3.45 miliar, dilansir dari BPS. Hal ini menggambarkan bahwa neraca perdagangan telah mencetak surplus selama 38 bulan berturut-turut yang disebabkan oleh kontraksi impor lebih dalam dibandingkan dengan ekspor. Kinerja ekspor masih bergantung pada harga komoditas yang menurun, seperti CPO yang turun 12.54% mtm, bijih besi meningkat 7.89% mtm, batu bara turun 13.12% mtm, dan nikel turun 3.36% mtm. Sementara kinerja impor dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Kepala Ekonom BCA David Sumual memprediksi bahwa neraca perdagangan ke di masa datang masih berpeluang mencetak surplus, tetapi akan menyusut. Hal ini disebabkan karena ekspor dan impor akan didorong oleh beberapa jenis komoditas seperti mineral yang mulai menunjukkan tanda pemulihan. (Kontan)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi masih melemah pada perdagangan Selasa (18/7). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpendapat bahwa pelemahan ini dapat terjadi jika sentimen kekhawatiran masyarakat terhadap perekonomian China terus berlanjut. Sentimen ini bukan hanya mendorong pelemahan rupiah, tetapi juga mayoritas mata uang Asia lainnya. Josua memprediksi bahwa rupiah akan melemah dalam kisaran Rp14.950?Rp15.050 per dolar AS. Dilansir dari Bloomberg, rupiah melemah sebesar 0.24% pada Senin (17/7) dari Rp14.932,5 ke Rp14.995. (Kontan)

Best Regards,

SAM Investment

SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—18-Juli-2023.pdf


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *