SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – 17 Juli 2023

Kilas Pasar

Indeks saham di Amerika Serikat bergerak bervariasi pada hari Jumat (14/7). Dow terapresiasi sebesar 0.33%, S&P 500 dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.10% dan -0.18%. Dari Eropa, indeks bergerak melemah. FTSE 100 dan STOXX600 terdepresiasi masing – masing sebesar -0.08% dan -0.39%.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.14,958. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak melemah masing-masing sebesar -0.85% dan -0.88% diperdagangkan pada level US$ 79.19 dan US$ 74.68 per barel.

Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi sebesar -0.25%, NIKKEI Jepang menurun sebesar -0.09%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.08%, -0.09%, dan -0.08%.

Isu Ekonomi dan Pasar

Mayoritas bank besar di Amerika Serikat mencetak kinerja yang kuat di kuartal kedua tahun ini, tidak terkecuali JP Morgan Chase yang mencatatkan peningkatan laba sebesar 67% secara tahunan. Laba Wells Fargo juga melonjak sebesar USD4.94 atau 57% lebih tinggi secara tahunan, didorong oleh pendapatan bunga bersih bank yang bertumbuh dengan baik. Namun, Citigroup justru mencatatkan penurunan laba sebesar 36% walau pendapatan bunga bersihnya masih mengalami pertumbuhan dengan baik. Meskipun begitu, CEO JP Morgan Jamie Dimon berpendapat bahwa bisnis bank di Amerika Serikat dinilai belum aman karena adanya risiko saldo konsumen yang tergerus, bunga tinggi, dan ketegangan geopolitik yang masih mengintai. Data mingguan The Fed menyebutkan bahwa tingkat kredit konsumer mengalami pelambatan dengan pertumbuhan kredit di konsumen sebagai pendorong utama ekonomi mulai turun di April 2023. (Kontan)

Rasio belanja bunga utang terhadap belanja pemerintah pusat pada tahun ini diperkirakan melesat di angka 19,03% dibandingkan pada tahun lalu yang berada di angka 16,94%. Rasio tersebut diukur dengan asumsi outlook Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang memprediksi total belanja bunga utang senilai Rp 437,4 triliun dan belanja pemerintah pusat senilai Rp2.298,2 triliun. TIngginya rasio bunga utang meningkatkan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi karena adanya potensi pemangkasan belanja produktif yang berdampak pada sektor ekonomi riil. (Bisnis)

Penerbitan obligasi, sukuk dan obligasi berwawasan lingkungan meramaikan pasar modal Indonesia dalam dua pekan terakhir dengan dengan nilai total Rp21,34 triliun. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 64 emisi dari 46 emiten senilai Rp 73,55 triliun. Ekonom Pefindo Suhindarto mengatakan peluang kenaikan penerbitan utang pada paruh kedua 2023 terlihat dengan Juli sebagai periode paling ramai. Bahkan apabila melihat dari tahun lalu, penerbitan tertinggi terjadi pada Maret 2022 dengan nilai hingga Rp 25 triliun. Salah satu penyebab ramainya obligasi adalah tingkat suku bunga yang relatif lebih tinggi. (Bisnis)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *