Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak melemah pada hari Rabu (5/7). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.38%, -0.20%, dan -0.18%. Dari Eropa, indeks bergerak melemah. FTSE 100 dan STOXX600 menurun masing – masing sebesar -1.03% dan -0.73%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,074. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar 0.14% dan 0.18% diperdagangkan pada level US$ 76.66 dan US$ 71.91 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan menurun sebesar -0.35%, NIKKEI Jepang terdepresiasi sebesar -1.18%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.15%, -0.12%, dan -0.10%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Tren inflasi yang masih meningkat membuat para pejabat Federal Reserve (The Fed) berkomitmen untuk menaikkan suku bunga acuan lagi pada Juli 2023. Meskipun hampir semua pejabat menerima keputusan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada kisaran target 5-5,25 persen pada pertemuan 13-14 Juni, beberapa akan mendukung kenaikan seperempat poin sebagai gantinya. Peningkatan tersebut diamini oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, yang mengatakan bahwa mayoritas peserta komite memperkirakan bahwa akan tepat untuk menaikkan suku bunga dua kali atau lebih pada akhir tahun ini mengingat progres target inflasi 2 persen yang masih panjang. (Bisnis)
Rupiah menguat terhadap hampir semua rata-rata uang utama, kecuali poundsterling (GBP) pada semester 1 2023. Penguatan terkecil terjadi pada Franc Swiss (CHF) sebesar 0.73% YtD sementara penguatan terbesar pada Yen Jepang (JPY) senilai 11.83%. Surat Berharga Negara terus dialiri dana asing hingga akhir semester 1 2023. Kementerian Keuangan mencatat, total dana asing di pasar SBN mencapai Rp846,89 triliun, naik 2.13% dari posisi Mei 2023. Aliran masuk dana asing ke Indonesia cukup deras ketika The Fed memberi sinyal bahwa ruang kenaikan suku bunga acuannya mulai mengendur sejalan dengan inflasi AS yang melandai. Ditambah lagi, kondisi ekonomi dan politik di Indonesia cenderung kondusif. (Kontan)
Pemerintah Indonesia akan memprediksi pembiayaan utang yang lebih murah, sekaligus melakukan penghematan dengan pengurangan pembiayaan utang di tahun 2023. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyebutkan bahwa pembiayaan utang menurun sebesar 41.6% dari target dalam APBN 2023. Kondisi ini selaras dengan defisit anggaran yang diperkirakan lebih rendah dari 2.84% menjadi 2.28% terhadap PDB. (Kontan)
Best Regards,

Leave a Reply