Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Senin (29/5). Dow, S&P 500 dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 1.00%, 1.30% dan 2.19%. Dari Eropa, indeks bergerak bervariasi. FTSE 100 bertumbuh sebesar 0.74% dan STOXX600 terdepresiasi sebesar -0.12%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.14,942. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar 0.34% dan 0.63% diperdagangkan pada level US$ 77.36 dan US$ 73.13 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terapresiasi sebesar 1.01%, NIKKEI Jepang melemah sebesar -0.54%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak menguat pada pagi hari ini dengan Dow Jones, S&P, dan Nasdaq terapresiasi masing-masing sebesar 0.16%, 0.26%, dan 0.35%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Lembaga pembiayaan pembangunan Inggris, British International Investment (BII), menggelontorkan US$15 juta atau lebih dari Rp200 miliar di Asia Tenggara (Asean), termasuk Indonesia untuk modal investasi percepatan energi bersih. Investasi pertama BII di Asean itu diharapkan dapat menarik lebih banyak modal untuk mendukung Indonesia mencapai emisi nol bersih atau net zero emissions pada 2060. Komitmen tersebut akan dilaksanakan melalui SUSI Asia Energy Transition Fund (SAETF), pendanaan infrastruktur transisi energi yang berfokus pada Asia Tenggara. Badan ini dikelola oleh perusahaan yang berlokasi di Swiss, yakni SUSI Partner. Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan di sela KTT Pemimpin G20 di Bali tahun lalu, Perdana Menteri Rishi Sunak bergabung dengan para pemimpin dunia lainnya meluncurkan Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia. Investasi ini menandai dimulainya realisasi ambisi BII untuk menginvestasikan dana pembiayaan iklim hingga 500 juta poundsterling di kawasan Indo-Pasifik. Melalui komitmen tersebut, BII menggandeng lembaga pembiayaan pembangunan lainnya, termasuk AIIB, FMO, Swedfund, Norfund, dan OeEB, serta investor swasta dalam mendukung SAETF. (Bisnis)
Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada periode Idul Fitri 2023 atau pada April 2023. Bank Indonesia mencatat, M2 pada periode tersebut sebesar Rp 8.350,4 triliun atau tumbuh 5,5% secara tahunan atawa year on year (YoY). Melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 6,2% YoY. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, perlambatan pertumbuhan M2 pada periode tersebut menunjukkan konsumsi masyarakat yang kurang ngegas. “Ini berimplikasi pada kemungkinan bahwa konsumsi masyarakat tidak terlalu meningkat tajam pada bulan Lebaran kali ini,” terang Josua kepada Kontan.co.id, Senin (29/5). Ini juga sebenarnya terlihat dari peredaran uang kartal di luar sektor perbankan yang kontraksi tipis 0,1% YoY. Meski demikian, Josua masih melihat pertumbuhan M2 yang solid mengingat secara nominal, M2 terpantau meningkat dari M2 pada Maret 2023 yang sebesar Rp 8.293,3 triliun. Ini didukung juga oleh simpanan berjangka dan giro yang masih menunjukkan pertumbuhan yang relatif signifikan. (Kontan)
Best Regards,

Leave a Reply