Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Jumat (26/5). Dow, S&P 500 dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 1.00%, 1.30% dan 2.19%. Dari Eropa, indeks FTSE 100 dan STOXX600 bertumbuh masing – masing sebesar 0.74% dan 1.15%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.14,955. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar 1.03% dan 1.10% diperdagangkan pada level US$ 77.75 dan US$ 73.47 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terapresiasi sebesar 0.16%, NIKKEI Jepang bertumbuh sebesar 1.35%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak menguat pada pagi hari ini dengan Dow Jones, S&P, dan Nasdaq terapresiasi masing-masing sebesar 0.20%, 0.28%, dan 0.49%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Potensi The Fed menaikkan suku bunga lagi semakin besar. Ini seiring data inflasi April yang mengecewakan. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan Fed, naik lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,4%. Indeks tersebut naik 4,4%, dari 4,2% pada bulan sebelumnya. Tidak termasuk makanan dan energi, yang disebut indeks PCE inti yang naik 0,4% dari bulan sebelumnya dan naik 4,7% dari April 2022. Investor pun semakin menaikkan taruhan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pada Juni. Pejabat Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 5 poin pada awal Mei, persentase selama 14 bulan terakhir untuk mengendalikan inflasi melebihi dua kali lipat dari target 2%. Suku bunga acuan kini berada di kisaran target 5% hingga 5,25% setelah Ketua Fed Jerome Powell menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin awal bulan ini, seminggu setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pembuat kebijakan memiliki kemampuan untuk memperhatikan data dan pandangan yang berubah. (Kontan)
Kementerian Keuangan mencatat total utang pemerintah mencapai Rp 7.849,89 triliun hingga akhir April 2023. Jumlah tersebut mencerminkan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 38,15%. Secara nominal maupun rasio, posisi utang turun, dibandingkan bulan sebelumnya. ?Hal ini dipengaruhi oleh mutasi pembiayaan baik dari instrumen pinjaman maupun SBN, di mana pembayaran cicilan pokok utang pada April lebih besar, dibandingkan penerbitan utang baru, serta adanya apresiasi rupiah terhadap major currency valas (EUR, JPY, USD) pada April 2023, dibandingkan Maret 2023,? dikutip dari dokumen APBN Kita pada Jumat (26/5/2023). Rasio utang pemerintah terhadap PDB per akhir April 2023 tergolong aman (jauh di bawah 60% PDB), sesuai UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Bila dirinci utang negara terbagi dalam Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 7.007,03 triliun dan pinjaman sebesar Rp 842,86 triliun. Utang negara dalam bentuk SBN terdiri atas dua kelompok, yaitu domestik senilai Rp 5.698,37 triliun dan valas Rp 1.308, 66 triliun. Utang negara dalam bentuk SBN di kelompok domestik meliputi Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 4.593,39 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 1.104,98 triliun. (Investor)
Best Regards,
SAM Investment

Leave a Reply