SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – 26 Mei 2023

Kilas Pasar

Indeks saham di Amerika Serikat bergerak bervariasi pada hari Kamis (25/5). Dow, terdepresiasi sebesar -0.11%, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.88% dan 1.71%. Dari Eropa, indeks FTSE 100 dan STOXX600 menurun masing – masing sebesar -0.74% dan -0.32%.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.14,947. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak melemah masing-masing sebesar -0.47% dan -0.24% diperdagangkan pada level US$ 75.92 dan US$ 71.68 per barel.

Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan menguat sebesar 0.20%, NIKKEI Jepang bertumbuh sebesar -0.93%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow Jones, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing-masing sebesar -0.12%, -0.16%, dan -0.13%.

Isu Ekonomi dan Pasar

Perekonomian Jerman resmi masuk ke dalam resesi teknis setelah mengalami kontraksi pada kuartal I/2023, menyusul kontraksi serupa pada kuartal sebelumnya. Berdasarkan data yang dilaporkan dari Kantor Statistik Federal Jerman, Kamis (25/5/2023) produk domestik bruto (PDB) Jerman terkontraksi 0,3 persen pada kuartal I/2023 (year-on-year/yoy), menyusul kontraksi 0,5 persen pada kuartal IV/2022, lebih besar dibandingkan proyeksi analis yang sebesar 0,1 persen. Data pertumbuhan ekonomi Jerman menunjukan kontraksi dua kuartal berturut-turut sehingga Jerman didefinisikan masuk dalam resesi teknis.  Mengutip Reuters, Kamis (25/5) analis DekaBank Andreas Scheuerle mengatakan akibat beban inflasi yang besar, konsumsi Jerman menjadi menurun sehingga perekonomian juga ikut melesu.  Contohnya adalah penurunan daya beli, berkurangnya permintaan industri, ketatnya kebijakan moneter dan perlambatan ekonomi AS yang mendukung lesunya aktivitas ekonomi.  Berdasarkan dari data, konsumsi rumah tangga turun 1,2 persen (quarter-to-quarter/qtq) setelah penyesuaian harga, musiman, dan penyesuaian kalender. Pengeluaran pemerintah juga menurun 4,9 persen. (Bisnis)

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 24-25 Mei 2023 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) sebesar 5,75%, suku bunga deposit facility sebesar 5%, dan suku bunga lending facility sebesar 6,50%. “Keputusan mempertahankan suku bunga acuan BI sebesar 5,75% ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi inti terkendali dalam kisaran 3,0±1% di sisa tahun 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat segera kembali ke dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada kuartal III 2023,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Mei 2023 di Gedung BI, Jakarta, Kamis (25/5/2023). Perry menuturkan bahwa fokus kebijakan diarahkan pada penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global. Kebijakan likuiditas dan makroprudensial longgar tetap dilanjutkan untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan dan tetap terjaganya stabilitas sistem keuangan. (Investor)

Best Regards,

SAM Investment


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *