SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – 27 April 2023

Kilas Pasar

Indeks saham di Amerika Serikat bergerak bervariasi pada hari Rabu (26/4). Dow dan S&P 500 melemah masing-masing sebesar -0.68% dan -0.38% sedangkan Nasdaq terapresiasi sebesar 0.47%. Dari Eropa, indeks FTSE 100 melemah sebesar -0.49%. STOXX600 terdepresiasi sebesar -0.83%.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp. 14,835. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI menguat masing-masing sebesar 0.32% dan 0.31% diperdagangkan pada level US$ 78.00 dan US$ 74.53 per barel.

Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan melemah sebesar -0.31%, NIKKEI Jepang terdepresiasi sebesar -0.43%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat menguat pada pagi hari ini dengan Dow Jones, S&P dan Nasdaq terapresiasi masing-masing sebesar 0.03% dan 0.15% dan 0.40%.

Isu Ekonomi dan Pasar

Kepala Ekonom Bank Dunia Indermit Gill memberikan pendekatan baru untuk mengatasi krisis utang yang kian memuncak. Langkah-langkah itu termasuk memperhitungkan pinjaman dalam negeri ke keberlanjutan utang suatu negara.  Gill dalam perbincangannya kepada Reuters (26/4/2023) mengatakan bahwa kerangka kerja bersama yang dibuat oleh G20 ekonomi utama untuk membantu negara-negara termiskin, hanya menghasilkan kemajuan glasial. Hal itu terjadi dikarenakan tidak memperhitungkan 61 persen utang luar negeri negara-negara yang dipegang oleh kreditur swasta.  Selanjutnya, diketahui hanya ada empat negara yakni Zambia, Chad, Ethiopia dan Ghana yang mengajukan bantuan di bawah mekanisme G20 yang dibentuk pada akhir 2020 pada puncak pandemi Covid-19. Dari negara tersebut, diketahui hanya Chad yang telah mencapai kesepakatan keringanan hutang dengan kreditor, dan tidak termasuk pengurangan utang yang sebenarnya.  Meningkatnya suku bunga di AS dan ekonomi maju lainnya, membuat uang mengalir keluar dari pasar negara berkembang untuk beberapa waktu. Gill juga mengatakan bahwa tingkat hutang sudah mulai merusak prospek dan membawa ke spiral yang salah, dan banyak dari negara-negara sudah mengalami krisis utang. (Bisnis)

Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) mengucurkan dana sebanyak US$ 20,5 miliar untuk membantu kelanjutan pemulihan Asia dan Pasifik dari pandemi COVID-19 di tengah berbagai hambatan dan krisis perekonomian tahun 2022. Presiden ADB Masatsugu Asakawa mengatakan, nilai US$ 20,5 miliar tersebut terdiri atas pinjaman dan jaminan, hibah, investasi ekuitas, serta bantuan teknis yang diberikan kepada pemerintah dan sektor swasta. Selain itu, US$11,4 miliar tambahan dimobilisasi ADB dalam bentuk pembiayaan bersama (cofinancing). ?Dukungan kami selama tahun 2022 telah membantu negara berkembang anggota kami (DMCs/Developing Member Countries) untuk melewati dampak langsung akibat berbagai krisis itu sambil memperkuat ketangguhan jangka panjangnya di bidang-bidang yang sangat penting seperti perubahan iklim dan ketahanan pangan,? ucap Asakawa dalam pernyataan resmi yang diterima pada Senin (24/4/2023). (Investor)

Best Regards,

SAM Investment



SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—27-April-2023.pdf


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *