SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – 30 Maret 2023

Kilas Pasar

Indeks saham di Amerika Serikat melemah pada hari Rabu (29/3). Dow, S&P 500 dan Nasdaq terapresiasi masing-masing sebesar 1.00%, 1.42% dan 1.79%. Dari Eropa, indeks FTSE 100 tumbuh sebesar 1.07%, STOXX600 terapresiasi sebesar 1.30%.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp. 15,065. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI melemah masing-masing sebesar -0.13% dan -0.36% diperdagangkan pada level US$ 77.28 dan US$ 72.71 per barel.

Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan tumbuh sebesar 0.31%, NIKKEI Jepang terdepresiasi sebesar -0.55%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat melemah pada pagi hari ini dengan Dow Jones, S&P dan Nasdaq terdepresiasi masing-masing sebesar -0.05%, -0.02% dan -0.11%.

Isu Ekonomi dan Pasar

Dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi serta menjaga daya beli masyarakat, pemerintah menambah program perlindungan sosial (perlinsos) berupa bantuan pangan kepada masyarakat. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, bantuan pangan tersebut juga bertujuan untuk mengendalikan inflasi serta membantu masyarakat bawah terhadap pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dengan total anggaran Rp 8,2 triliun. Nantinya, pemerintah akan memberikan bantuan beras 10 Kg kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Selain itu, pemerintah juga akan memberikan bantuan paket protein ayam dan telur kepada 1,4 juta KPM dengan balita stunting. (Kontan)

Legal & General Investment Management  (LGIM) menilai bahwa biaya untuk melepaskan ketergantungan ekonomi global terhadap bahan bakar fosil bisa jauh lebih murah dari perkiraan awal, termasuk untuk investasi lebih dalam di alternatif energi hijau. Dilansir dari Bloomberg, berdasarkan laporan Legal & General Investment Management yang terbit pada Rabu (29/3/2023), perusahaan manajemen aset asal Eropa itu telah melakukan sejumlah tinjauan dari berbagai skenario iklim dan menghasilkan temuan terkait biaya dalam mengatasi permasalahan krisis iklim. Penemuan itu dinilai mengejutkan, karena biaya untuk membatasi kenaikan suhu global kurang dari 2° celcius ternyata jumlahnya tidak signifikan secara statistik. Biaya yang diperlukan diperkirakan setara dengan 1 basis poin dari produk domestik bruto (PDB) global per bulan selama seperempat abad ke depan. “Total biaya ekonomi jika disetahunkan selama seperempat abad ke depan akan sangat rendah sehingga Anda memerlukan kaca pembesar untuk melihatnya,” ujar kepala solusi iklim LGIM Nick Stansbury, dilansir dari Bloomberg pada Rabu (29/3/2023). Transisi menuju sistem ekonomi dan nol emisi karbon netto, menurut LGIM, akan menjadi perombakan ekonomi terbesar di zaman modern. Bagi para investor, risiko dan peluangnya berlipat ganda, dengan beberapa industri yang mereda sementara lainnya bisa muncul. Biaya untuk teknologi dekarbonisasi utama, seperti energi terbarukan dan kendaraan listrik, telah menurun secara signifikan pada dekade terakhir. (Bisnis)

Best Regards,

SAM Investment


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *