Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – Selasa 28 September 2021

Kilas Pasar

 

Indeks saham di Amerika Serikat bergerak secara variatif dengan kecenderungan melemah pada Senin (27/9/2021). Indeks Dow Jones tercatat menguat 0,21% menjadi 34.869,37. Sementara itu S&P 500 melemah sebesar 0,28% menjadi 4.443,11 begitupun Nasdaq yang melemah 0.52% menjadi 14.969,97.

 

Dari Eropa, indeks acuan bergerak variatif dengan Euro Stoxx melemah sebesar 0.19% menjadi 462,42 sedangkan FTSE terapresiasi sebesar 0,17%.

 

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat pada level Rp 14.252,5. Pada pagi hari ini, perdagangan minyak tercatat melemah dengan minyak WTI dan Brent tercatat melemah masing-masing sebesar 0,19% dan 0,14% dan diperdagangkan pada level US$ 75.31 dan US$ 78.50 per barel.

 

Indeks acuan Asia tercatat dibuka bergerak melemah pada perdagangan pagi hari ini. Indeks Nikkei dibuka melemah sebesar 0,55% begitupun KOSPI dibuka melemah 0,22%. Sementara itu, indeks futures Amerika Serikat pada pagi hari ini juga tercatat melemah dengan Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melemah sebesar 0,04%, 0,10% dan 0,20% secara berturut-turut.

 

Isu Ekonomi dan Pasar

 

Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hampir seluruh provinsi di Indonesia di bawah realisasi pendapatannya. Ini mengindikasikan belanja daerah belum optimal sehingga menyebabkan tingginya dana mengendap di bank daerah. Pada Agustus 2021,  simpanan pemerintah daerah di bank tercatat Rp 178,95 triliun, naik 3,01% dibandingkan posisi pada bulan sebelumnya. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, provinsi dengan penyerapan belanja terendah adalah Banten dengan selisih antara realisasi pendapatan dan belanja APBD Banten mencapai 19,7% per akhir Agustus. (Kontan)

 

Pejabat The Fed memperkuat pesan bahwa tapering sudah dekat, tetapi kenaikan suku bunga adalah masalah lain. Lael Brainard mengatakan pasar tenaga kerja diperkriakan akan segera memenuhi standar minimum yang digunakan untuk mengurangi pembelian aset oleh The Fed; Charles Evans memperkirakan terdapat sekali kenaikan suku bunga pada tahun 2023 dan “peningkatan yang sangat lembut setelah itu”; dan John Williams mengutip kemajuan pada inflasi dan pasar tenaga kerja dalam berdebat untuk “moderasi dalam kecepatan” pembelian obligasi. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan kemacetan pasokan telah berlangsung lebih lama dari yang diantisipasi, dan dia memperkirakan tekanan inflasi akan tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang. Sementara itu kepala Fed Boston Eric Rosengren dan Robert Kaplan dari Dallas pada hari Senin secara terpisah mengumumkan rencana untuk mundur, setelah skandal perdagangan saham tahun lalu. (Bloomberg)

 

Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.

 

Best Regards,

SAM Investment

 

SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—28-September-2021.pdf