Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat melanjutkan relinya pada hari perdagangan Rabu (25/8/2021) lalu. Indeks Dow Jones tercatat mengalami kenaikan sebesar 0.11% bersamaan dengan S&P 500 yang juga menguat sebesar 0.22% sedangkan NASDAQ terapresiasi sebesar 0.15%.
Dari Eropa, indeks acuan tercatat bergerak menguat dengan Euro Stoxx meningkat tipis sebesar 0.01% sedangkan FTSE menguat 0.34%. Dari dalam negeri, IHSG ditutup menguat sebesar 0.39% pada perdagangan hari Rabu (25/8/2021).
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat pada level Rp 14.397. Dari komoditas, perdagangan minyak tercatat mixed dengan minyak Brent meningkat 0.16% diperdagangkan pada level US$ 71.02 per barel sedangkan minyak WTI terkoreksi 0.5% diperdagangkan pada level US$ 68.02 per barel.
Indeks acuan Asia tercatat dibuka menguat pada perdagangan pagi hari ini dengan indeks NIKKEI menguat 0.21% seiring dengan indeks KOSPI yang juga turut menguat sebesar 0.21%. Sementara itu, indeks futures Amerika Serikat pada pagi hari ini tercatat bergerak mixed dengan Dow Jones menguat 0.01% sedangkan S&P 500 & Nasdaq masing-masing terkoreksi sebesar 0.06% dan 0.06%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Jepang yang telah mengumumlan komitmen netral karbon pada 2050 tengah menghadapi masalah terbengkalainya pusat pengisian daya kendaraan listrik. Setelah menawarkan subsidi sebesar 100 miliar yen (US$911 juta) pada tahun fiskal 2012 untuk membangun stasiun pengisian dan memacu adopsi kendaraan listrik, tiang pengisian menjamur. Kini, dengan penetrasi mobil listrik yang hanya sekitar 1 persen, Jepang memiliki ratusan tiang pengisi daya yang sudah tua dan tidak digunakan. Tiang pengisian daya itu rata-rata telah berumur delapan tahun.Jumlah stasiun pengisian daya mobil listrik di Jepang turun menjadi sekitar 29.200 dalam 12 bulan yang berakhir Maret, menyusut dari lebih dari 30.300 tahun sebelumnya, menurut Zenrin Co. (Bisnis)
Bank Indonesia (BI) melihat normalisasi kebijakan moneter The Federal Reserve berpotensi menahan masuknya arus modal asing ke dalam negeri. Untuk itu, BI berencana untuk melakukan stress test untuk mengantisipasi efek normalisasi kebijakan moneter (tapering off) bank sentral Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui, membaiknya kondisi perekonomian AS membuat The Fed melemparkan sinyal untuk melakukan pengurangan stimulus moneter, yang memberi kekhawatiran hengkangnya arus modal asing dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain risiko tapering off tersebut, stress test yang akan dilakukan oleh bank sentral juga untuk mengantisipasi peningkatan varian Delta Covid-19 yang bisa memicu penurunan kepercayaan para investor. (Kontan)
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
Best Regards,
SAM Investment
SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—26-Agustus-2021.pdf