Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat ditutup terkoreksi pada perdagangan hari Kamis (26/8/2021) lalu. Indeks Dow Jones tercatat melemah sebesar 0.54% diikuti oleh S&P 500 yang turut melemah 0.58% sedangkan Nasdaq terkoreksi 0.64%.
Dari Eropa, indeks acuan tercatat bergerak melemah dengan Euro Stoxx terkoreksi sebesar 0.32% sedangkan FTSE melemah 0.35%. Dari dalam negeri, IHSG melemah sebesar 0.9% pada perdagangan hari Kamis (26/8/2021).
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat melemah pada level Rp 14.417. Dari komoditas, perdagangan minyak tercatat menguat dengan minyak Brent dan WTI naik masing-masing sebesar 0.59% dan 0.6% diperdangkan pada level US$ 71.49 dan US$ 67.82 per barel.
Indeks acuan Asia tercatat dibuka melemah pada perdagangan pagi hari ini dengan indeks NIKKEI melemah sebesar 0.38% diiringi oleh indeks KOSPI yang juga turut melemah tipis sebesar 0.02%. Sementara itu, indeks futures Amerika Serikat pada pagi hari ini tercatat bergerak menguat dengan Dow Jones tumbuh 0.08% sedangkan S&P 500 mengalami kenaikan 0.09% dan Nasdaq menguat 0.14%
Isu Ekonomi dan Pasar
Arab Saudi pada bulan Mei mengizinkan warganya untuk bepergian ke luar negeri tanpa harus memiliki izin resmi setelah larangan selama lebih dari setahun, tetapi masih mempertahankan ‘daftar merah’ negara bagian yang tidak dapat mereka kunjungi. Alhasil, kebijakan ini membuat banyak masyarakat Arab Saudi yang memilih untuk berwisata di kota atau ?staycation?. Konsumsi pribadi tumbuh sebesar 1,3 persen pada kuartal pertama dibandingkan periode yang sama pada 2020, jauh di atas angka per kuartal sebelum pandemi dan penurunan pengeluaran luar negeri diperkirakan akan membuat angka tersebut tetap berada di posisi kuat. Nilai transaksi point-of-sale di negara Teluk Arab, salah satu indikator belanja konsumen, melonjak 71,7 persen dalam basis tahun-ke-tahun di bulan Mei, bulan yang populer untuk liburan, menjadi 40,27 miliar riya. (Bisnis)
Keputusan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk melanjutkan skema burden sharing dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan inflasi. Meski begitu, ekonom melihat kenaikan inflasi akibat burden sharing tidak akan signifikan. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman melihat, skema pembagian beban ini memungkinkan meningkatkan inflasi. Namun, inflasi tidak akan meningkat signifikan dan masih akan berada dalam kisaran sasaran BI yang sebesar 2% – 4%. (Kontan)
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
Best Regards,
SAM Investment
Leave a Reply