SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – Selasa 27 Juli 2021

Kilas Pasar

 

Indeks saham di Amerika Serikat tercatat kembali mengalami penguatan pada perdagangan hari Senin (26/7) lalu. Indeks Dow Jones meningkat 0.24% bersamaan dengan S&P 500 dan NASDAQ yang meningkat masing-masing sebesar 0.24% dan 0.03%.

 

Sementara itu, indeks acuan Eropa tercatat ditutup melemah tipis dengan Euro Stoxx tercatat mengalami penurunan sebesar 0.08% sedangkan FTSE terkoreksi sebesar 0.03%. Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup menguat sebesar 0.08% pada perdagangan Senin (26/7) kemarin.

 

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat berada pada level Rp 14.482. Dari sektor komoditas, minyak WTI tercatat mengalami kenaikan sebesar 0.22% di level US$ 72.07 per barel. Sedangkan Brent tercatat diperdagangkan terakhir di level US$ 74.5 per barel.

 

Dari benua Asia, indeks acuan pada pagi hari ini tercatat menguat dengan indeks NIKKEI menguat sebesar 0.19% diikuti oleh indeks KOSPI yang terapresiasi sebesar 0.6%. Sementara itu, indeks futures Amerika Serikat pada pagi hari ini tercatat mixed dengan Dow Jones dan S&P terapresiasi sebesar masing-masing 0.14% dan 0.19% sedangkan NASDAQ terkoreksi tipis sebesar 0.04%.

 

Isu Ekonomi dan Pasar

 

Kenaikan harga-harga dan penyebaran varian-varian baru virus Covid-19 berpotensi mengganggu laju pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS). Sehingga The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan tetap mempertahankan kebijakan moneter akomodatif dalam rapat kebijakan pekan ini. Tapi yang akan menjadi sorotan para investor adalah setiap isyarat tentang kapan bank sentral AS tersebut akan mulai mengurangi (tapering) program pembelian obligasi bulanannya. Program pembelian obligasi senilai triliunan dolar AS itu bertujuan untuk melonggarkan kondisi-kondisi penyaluran kredit selama krisis. Tapi belakangan mendapatkan sorotan lantaran inflasi sudah naik ke level-level rekor tertinggi. (Investor Daily)

 

Pemulihan ekonomi China yang cepat pada semester pertama tahun ini didorong oleh provinsi-provinsi yang padat manufaktur di garis pantai timur. Keadaan tersebut memperlebar gap dengan regional inland China. Empat dari lima provinsi dengan kinerja terbaik dalam enam bulan pertama tahun ini berasal dari China tenggara, termasuk pusat manufaktur dan ekspor utama Jiangsu dan Guangdong. Pertumbuhan ekspor untuk tahun ini melonjak 38,6% pada semester pertama. Hal tersebut dikarenakan kondisi pandemi yang memicu kenaikan permintaan untuk barang-barang buatan China dan membantu menopang pertumbuhan ekonomi yang kuat sebesar 12,7% pada periode tersebut. (Bloomberg)

 

Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan atau currrent account deficit (CAD) sepanjang 2021 sebesar 0,6% hingga 1,4% dari produk domestik bruto.  Proyeksi BI ini lebih rendah dari perkiraan awal yang sebesar 1% hingga 2% PDB. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, rendahnya CAD di sepanjang tahun ini diantaranya dipengaruhi oleh perkiraan berkurangnya defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal II-2021. Perry memperinci, neraca perdagangan hingga Juni 2021 masih mencetak surplus. Pada kuartal II-2021, surplus neraca perdagangan sebesar US$ 6,30 miliar. Sedangkan di kuartal sebelumnya juga surplus sebesar  US$ 5,56 miliar. (Kontan)

 

Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.

 

Best Regards,

SAM Investment

 

SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—27-Juli-2021.pdf