Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – Rabu 28 Juli 2021

 Kilas Pasar

 

Indeks saham di Amerika Serikat tercatat terkoreksi pada perdagangan hari Selasa (27/7) setelah mengalami penguatan dua hari berturut. Indeks Dow Jones tercatat terkoreksi 0.24% bersamaan dengan S&P 500 yang melemah sebesar 0.47% dan NASDAQ yang terkoreksi dalam sebesar 1.21% karena adanya penyesuaian kebijakan oleh Xi Jinping untuk perusahaan teknologi di China.

 

Sementara itu, indeks acuan Eropa tercatat ditutup melemah dengan Euro Stoxx tercatat mengalami penurunan sebesar 0.54% sedangkan FTSE terkoreksi sebesar 0.42%. Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup terkoreksi sebesar 0.15% pada perdagangan Selasa (27/7) kemarin.

 

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat berada pada level Rp 14.492. Dari sektor komoditas, minyak WTI tercatat mengalami penguatan sebesar 0.56% di level US$ 72.05 per barel. Sedangkan Brent tercatat ikut terapresiasi sebesar 0.42%

 

Dari benua Asia, indeks acuan pada pagi hari ini tercatat mixed dengan indeks NIKKEI melemah sebesar 0.92% sedangkan KOSPI menguat sebesar 0.08%. Sementara itu, indeks futures Amerika Serikat pada pagi hari ini tercatat mixed dengan Dow Jones dan S&P menguat sebesar masing-masing 0.15% dan 0.14% sedangkan NASDAQ terkoreksi tipis sebesar 0.06%.

 

Isu Ekonomi dan Pasar

 

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia. Dalam laporan World Economic Update teranyar, lembaga tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi keseluruhan negara berkembang bisa turun 0,4% poin menjadi 6,3% dari prediksi sebelumnya pada April 2021 yang sebesar 6,7%. Sementara untuk Indonesia, IMF mengelompokkan Indonesia ke dalam grup ASEAN-5 bersama dengan Malaysia, Filipina, dan Thailand. Untuk grup ini, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 akan sebesar 4,3% atau turun 0,6% poin dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 4,9%. (Kontan)

 

Tren kenaikan harga minyak mentah dan batubara terus berlangsung. Kenaikan harga dua komoditas ini bisa menjadi keuntungan bagi penerimaan negara atau windfall profit. Pada perdagangan Selasa (27/7), harga minyak Brent kontrak September 2021 ada di level US$ 74,71 per barel, naik 0,33% dari penutupan perdagangan Senin. Angka ini jauh di atas asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) 2021 yakni US$ 45 per barel. Sementara itu, mengacu pada analisis sensitivitas Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, setiap kenaikan ICP US$ 1 per barel pendapatan negara akan naik Rp 3,7 triliun – Rp 4,5 triliun. Sementara, belanja negara meningkat Rp 3,1 triliun hingga Rp 3,6 triliun. Namun, APBN tetap mendapat surplus Rp 0,6 triliun hingga Rp 0,8 triliun dari kenaikan ICP tersebut. (Kontan)

 

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan memberikan insentif baru kepada sektor pariwisata, transportasi, serta hotel, restoran dan kafe (Horeka) di periode semester II-2021. Airlangga bilang insentif tersebut kini tengah digodok oleh pemerintah. Tujuannya untuk membantu keuangan ketiga usaha tersebut, sebab merupakan sektor yang sangat terdampak pandemi virus corona. (Kompas)

 

Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.

 

Best Regards, SAM Investment

SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—28-Juli-2021.pdf