SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian Jumat 11 Desember 2020

Kilas Pasar

 

Dow Jones Industrial Average turun 69,55 poin atau 0,23% menjadi 29.999,26 pada perdagangan Kamis (10/12). Sementara itu S&P 500 turun 0,13% menjadi 3.668,10, sedangkan Nasdaq Composite naik 0,54% menjadi 12.405,81. 

 

Sementara itu dari pasar Eropa, FTSE naik sebesar 35,47 poin atau 0,54% menjadi 6.599,76, sedangkan Stoxx600 turun sebesar 0,44% menjadi 393,15.

 

Rupiah terhadap dolar AS pagi ini berada pada level RP 14.105,0. Selain itu, komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI dan Brent menguat masing-masing sebesar 0,58% dan 0,08%.

 

Pagi ini indeks Nikkei 225 melemah 0,16% sedangkan Kospi naik 0,84%. Indeks futures di Amerika Serikat, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq menguat bersamaan masing-masing sebesar 0,19%, 0,12% dan  0,04%.

 

Isu Ekonomi dan Pasar

 

Wakil Menteri BUMN I sekaligus Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah tengah berencana memesan vaksin Moderna. Vaksin Moderna merupakan salah satu vaksin asal AS yang pengembangannya cukup signifikan, dengan tingkat efektivitas hingga 94,5%.  Budi menambahkan, saat ini pemerintah telah memesan sebanyak 155,5 juta dosis vaksin Covid-19, yang meliputi vaksin Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis dan vaksin Novavax 30 juta dosis. Adapun dalam bahan paparannya, pemerintah mempunyai potensi pengadaan vaksin sebanyak 116 juta dosis, terdiri dari vaksin Pfizer dengan potensi sebanyak 50 juta dosis, AstraZeneca 50 juta dosis, dan Covax atau Gavi 16 juta dosis. Sehingga total firm order dan potensi yang sudah dipersiapkan untuk tahun depan ada 271 juta dosis vaksin.

 

Dari AS, Staf Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell, memberi tahu kantor kepemimpinan kongres bahwa Senat Republik kemungkinan tidak akan mendukung proposal bipartisan senilai $ 908 miliar. Tanpa stimulus baru, jutaan orang Amerika bisa kehilangan tunjangan pengangguran di tahun baru.

 

Komisi Komunikasi Federal A.S. memerintahkan operator untuk melepaskan peralatan yang dibuat oleh Huawei, dan memulai proses persidangan menanyakan apakah akan mengakhiri izin dari perusahaan China Telecom America untuk beroperasi di A.S. Badan keamanan berpendapat bahwa perusahaan tersebut tidak mematuhi undang-undang keamanan siber dan privasi, dan perusahaan tersebut dimiliki oleh pemerintah China, katanya. Sebelumnya, China mengatakan akan memberikan sanksi kepada lebih banyak pejabat AS dan memberlakukan pembatasan perjalanan pada diplomat Amerika sebagai pembalasan atas tindakan yang diambil oleh pemerintahan Trump atas Hong Kong.

 

Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.

 

 

Best Regards,

SAM Investment

SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—11-Desember-2020.pdf