SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian Selasa 8 Desember 2020

Kilas Pasar

 

Pasar saham AS pada hari Senin (7/12) tercatat bervariasi. Dow Jones Industrial Average turun 148,47 poin atau 0,49% menjadi 30.069,26. S&P 500 turun 0,19% menjadi 3.691,96, sedangkan Nasdaq Composite naik 0,45% menjadi 12.519,95. 

 

Sementara itu dari pasar Eropa, FTSE naik tipis sebesar 5,16 poin atau 0,08% menjadi 6.555,39, sedangkan Stoxx600 juga naik sebesar 1,20% menjadi 392,84.

 

Rupiah terhadap dolar AS berada pada level RP 14.105,0 berdasarkan penutupan hari Senin (7/12). Selain itu, komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI melemah 0,37% sedangkan Brent pagi ini tidak mengalami perubahan.

 

Pagi ini indeks Kospi nurun 0,40% dan Nikkei 225 turun 0,67%. Di sisi lain, indeks futures di Amerika Serikat, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq melemah bersamaan masing-masing sebesar 0,31%, 0,32% dan  0,25%.

 

Isu Ekonomi dan Pasar

 

Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan kebijakan baru yang disebut dengan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) dalam waktu dekat. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memperluas target dan jangkauan pembiayaan inklusif, perberian insentif bagi bank yang mendorong korporatisasi UMKM dan sektor prioritas, serta mendorong sekuritisasi kredit UMKM.

 

AS mengumumkan kembali sanksi terhadap 14 anggota Kongres Rakyat Nasional Tiongkok pada Senin ketika pemerintahan Trump meningkatkan tekanan pada Beijing atas tindakan kerasnya terhadap Hong Kong. Ke-13 pria dan satu wanita yang menjadi sasaran pembekuan aset dan larangan bepergian semuanya adalah wakil ketua komite tetap NPC. Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan Beijing akan mengambil tindakan balasan jika AS terus menempuh “jalan yang salah”.

 

Tiongkok melawan tren global dari stimulus ekonomi yang lebih besar di tengah virus korona, dengan lebih memilih untuk fokus kembali pada pengendalian beban utangnya. Pembuat kebijakan memungkinkan likuiditas yang lebih ketat dalam sistem keuangan dan pemulihan ekonomi serta mata uang yang kuat. Pergeseran tersebut mendorong kenaikan harga pasar: imbal hasil obligasi pemerintah diperdagangkan mendekati level tertinggi 18 bulan dan biaya pinjaman antar bank bulan lalu melonjak ke level tertinggi sejak Januari. Bank-bank besar China tidak mau meminjamkan kepada perusahaan keuangan yang lebih kecil setelah serangkaian default di beberapa peminjam teraman di negara itu.

 

Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.

 

Best Regards,

SAM Investment

SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—8-Desember-2020.pdf