Kilas Pasar
Indeks saham Amerika Serikat melemah pada Senin (26/10). Dow turun dalam sebesar 2,29% menjadi 27.685,38. Kemudian S&P 500 dan Nasdaq Komposit juga mengalami hal serupa dengan turun sebesar 1,86% dan 1,64% menjadi menjadi 3.400,97 dan 11.358,94. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran baru terkait pandemi Covid-19, serta upaya antara Kongres dan Gedung Putih untuk mencapai kesepakatan stimulus juga tampaknya menemui jalan buntu
Hal yang sama terjadi pada pasar saham Eropa. FTSE dan Stoxx600 melemah secara bersamaan masing-masing sebesar 1,16% dan 1,81% menjadi 5.792,01 dan 355,95.
Pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level RP 14.650,0. Selain itu, komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI dan Brent menguat secara bersamaan masing-masing sebesar 0,26% dan 0,07%.
Prediksi Hari Ini
Pasar diperkirakan mix cenderung melemah hari ini. Pagi ini indeks Nikkei 225 dan Kospi dibuka melemah sebesar 0,69% dan 0,26%. Di sisi lain indeks futures di Amerika Serikat tercatat menguat bersamaan. Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq naik masing-masing sebesar 0,15%, 0,12% dan 0,12%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Meski meningkat, utang pemerintah dinilai masih dalam batas aman karena sebagian besar utang adalah hasil penjualan surat berharga negara (SBN) dengan mayoritas pembeli dari dalam negeri. Menkeu mengatakan, rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 38,5% pada 2020 dan diperkirakan menembus 41,8% dari PDB pada 2021. Jumlahnya meningkat dibanding 2019 yang masih 30,5% terhadap PDB. Sri Mulyani juga mengatakan, tren utang asing berangsur-angsur terus menurun dan saat ini di bawah 30% dari utang pemerintah Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, posisi utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 5.756,87 triliun per September 2020, dengan rasio utang terhadap PDB (debt to GDP ratio) mencapai 36,4% dari PDB. Utang ini naik sekitar 22,5% dibanding posisi per September 2019 Rp 4.700,28 triliun.
Ant Group, unit usaha keuangan dari raksasa e-commerce Tiongkok Alibaba, pada Senin (26/10) menyatakan berencana meraup US$ 34,5 miliar dalam listing bersama di Asia. Penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) tersebut menjadikannya pencatatan terbesar dalam sejarah.
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
SAM Investment
SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—27-Oktober-2020.pdf