Kilas Pasar
Pada Jumat (23/10) Dow turun sebesar 28,09 poin, atau 0,1%, menjadi 28.335,57. Kemudian S&P 500 naik 0,34% atau 11,9 poin menjadi 3.465,39. Sementara Nasdaq Komposit naik sebesar 0,37% menjadi 11.548,28. Kenaikan pada S&P 500 dan Nasdaq terjadi seiring investor yang mengawasi negosiasi paket stimulus AS.
Kemudian, pasar saham Eropa mengalami kenaikan secara kompak. FTSE dan Stoxx600 naik secara bersamaan masing-masing sebesar 1,29% dan 0,62% menjadi 5.860,28 dan 362,5.
Pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level RP 14.660,0, melemah dari penutupan sebelumnya namun tetap dalam tren menguat dalam satu bulan terakhir. Selain itu, komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI dan Brent melemah secara bersamaan masing-masing sebesar 1,51% dan 1,38%.
Prediksi Hari Ini
Pasar diperkirakan mix hari ini. Pagi ini indeks Nikkei 225 dan Kospi dibuka menguat masing-masing sebesar 0,04% dan 0,30%. Sedangkan indeks futures di Amerika Serikat tercatat melemah bersamaan. Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq turun masing-masing sebesar 0,34%, 0,37% dan 0,32%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Aktivitas bisnis AS meningkat ke level tertinggi pada bulan Oktober, tetapi laju pertumbuhan bisnis baru sedikit berkurang di tengah pandemi COVID-19 yang masih ada dan kehati-hatian menjelang pemilihan presiden 3 November. IHS Markit mengatakan pada hari Jumat bahwa Indeks Output PMI Komposit AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, naik ke 55,5 bulan ini, tertinggi sejak Februari 2019 dan naik dari 54,3 pada September. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan output sektor swasta.
Dari Reuters, Pemerintah China sedang membahas izin untuk jutaan ton impor jagung tambahan selama tahun depan, di tengah lonjakan permintaan pakan ternak dan setelah badai dan kerusakan kekeringan memperketat pasokan domestik. Hal ini kemungkinan besar akan menaikkan harga jagung dan biji-bijian global lainnya, serta akan memperbesar inflasi makanan yang disebabkan oleh gangguan pada rantai pasokan global akibat pandemi Covid-19.
Pemerintah tengah menyiapkan sejumlah insentif fiskal guna menyokong pengembangan industri halal di Tanah Air serta upaya menjadikan Indonesia sebagai negara produsen dan pengekspor produk halal terbesar di dunia. Beberapa insentif fiskal itu meliputi keringanan pajak seperti tax holiday, tax allowance, dan super tax deduction maupun pelonggaran kepabeanan dan cukai untuk Kawasan industri halal.
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
SAM Investment
SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—26-Oktober-2020.pdf