Sebagian besar indeks futures bursa Asia tercatat merah, indikasi indeks di bursa Asia berpotensi turun namun bisa jadi arah indeks positif memfaktorkan pembicaraan dagang AS-China yang masih berlanjut sementara harga minyak mentah dibuka turun pagi ini. Mata uang kuat Asia yen dan HK dolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini menuju kisaran antara Rp.14.300 s.d Rp.14.320 per USD (kurs tengah Bloomberg).
NPI pada Q1-2019 tercatat surplus sebesar US$2,42 miliar. Transaksi modal tercatat surplus sebesar US$10 miliar sementara Transaksi Berjalan tercatat defisit sebesar US$6,97 miliar. Defisit ini mencapai 2,6% dari PDB, turun dari 3,59% dari PDB pada Q4-2018 tetapi masih lebih tinggi dibandingkan Q1-2018 yang seebsar 2,01% dari PDB dan Q1-2017 yang sebesar 0,84% dari PDB. BI menargetkan defisit tercatat sebesar 2,5% dari PDB untuk tahun 2019.
Inflasi AS pada April tercatat 2% yoy, naik dari 1,9% yoy pada Maret 2018. Secara bulanan tercatat 0,3% mom, melambat dari Maret 0,4% mom. Angka inflasi ini masih aman dan belum menjadi kekawatiran naiknya suku bunga the Fed, yang justru berpotensi turun diantaranya karena ‘tekanan’ permintaan Presiden Trump.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Ulasan-Ekonomi-Harian-Senin-13-Mei-2019.pdf