Indeks futures bursa Asia tercatat bervariasi, indikasi indeks di bursa Asia akan bergerak ‘mixed’ hari ini dengan kecenderungan turun terbawa sentimen turunnya harga minyak mentah pagi ini dibandingkan pembukaan pagi kemarin. Mata uang kuat Asia yen dan Sin dolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah yang berlanjut menuju kisaran antara Rp.14.000 s.d Rp.14.050 per USD (kurs tengah Bloomberg).
Neraca perdagangan Maret 2019 tercatat surplus sebesar US$540,2 miliar, melanjutkan surplus pada bulan Februari yang sebesar US$329,9 miliar. Namun secara Q1-2019 masih tercatat defisit sebesar US$314,4 miliar, membaik dibandingkan defisit pada Q4-2018 yang sebesar US$4,8 miliar. Surplus terjadi karena ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor. Naiknya ekspor terutama karena naiknya volume ekspor non migas sedangkan turunnya impor karena turunnya volume impor migas. Surplus neraca perdagangan ini mestinya bisa menjadi sentimen positif penguatan rupiah.
Neraca perdagangan China pada Maret 2019 mencatat surplus US$32,64 miliar. Ekspor naik 14,2% yoy karena membaiknya optimisme global dan kesepakatan perang dagang, sedangkan impor turun 7,6% yoy karena telah melewati faktor musiman tahun baru China.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Ulasan-Ekonomi-Harian-Selasa-16-April-2019.pdf