Ada potensi indeks di bursa Asia akan terkoreksi hari ini terbawa sentimen turunnya indeks di bursa global semalam, ditambah dengan harga minyak mentah yang dibuka turun dibawah US$50 pbrl untuk jenis WTI. Mata uang kuat Asia yen dan HK dolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini yang bisa membuat sentimen penguatan rupiah menuju kisaran Rp.14.560 s.d Rp.14.580 per USD dengan tetap dalam penjagaan BI.
Neraca perdagangan Indonesia pada bulan November 2018 tercatat defisit sebesar US$2,05 miliar karena ekspor turun lebih besar dari penurunan impor. Tampaknya efek perang dagang antara China-AS mulai berdampak pada Indonesia terlihat dari turunnya nilai ekspor ke China dan Singapura, dan komoditas bahan bakar (batubara) dan minyak/lemak hewan dan nabati (CPO). Penurunan ini terkonfirmasi dengan turunnya volume ekspor sebagai indikasi turunnya permintaan global. Sementara impor turun sebagaimana faktor musiman di bulan November.
Pasar global kembali terkoreksi tajam pada perdagangan kemarin baik di pasar Eropa maupun pasar AS. Investor kawatirkan potensi perlambatan ekonomi global dan kemungkinan akan menguat jika the Fed naikkan suku bunganya pada FOMC 18-19 Desember ini. Ditambah home builder sentiment di AS yang turun, terendah sejak 2015.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Selasa-18-Desember-2018.pdf