Ada potensi indeks di bursa Asia bergerak ‘mixed’ terlihat dari indeks futuresnya yang bervariasi, namun dengan kecenderungan naik dengan sentiment harga minyak mentah yang dibuka naik pagi ini dibandingkan pembukaan kemarin. Mata uang kuat Asia yen dan HK dolar menguat terhadap USDolar pagi ini, kemungkinan bisa membuat sentimen penguatan terhadap rupiah. Kemungkinan rupiah menuju kisaran antara Rp.13.980 s.d Rp.13.990 per USD dengan tetap ada penjagaan BI.
Pasca kenaikan suku bunga acuan 25 bps sehingga menjadi 4,75% pada RDG Tambahan BI kemarin. BI sinyalkan suku bunga acuan erlanjut naik dengan kebijakan BI yang ‘pre-emptive’ dan ‘ahead the curve’ untuk stabilisasi rupiah. BI meyakini imbal hasil pemerintah AS masih akan naik, yang berpotensi membuat penguatan USD dan capital outflows. Sementara itu BI juga sinyalkan inflasi relatif stabil di 3,6% pada akhir tahun ini. Kami perkirakan suku bunga BI berkisar antara 5%-5,25% pada akhir tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi AS untuk Q1-2018 direvisi turun dari 2,3% yoy menjadi 2,2% yoy karena kenaikan consumer spending, inventories, dan exports dibawah ekspektasi. Pertumbuhan ekonomi ini tampak melambat dibandingkan 3 triwulan terakhir. Sinyal ini positif terhadap kemungkinan the Fed naikkan suku bunga maksimal 2 kali lagi menjadi 2%-2,25% di tahun 2018.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Kamis-31-Mei-2018.docx.pdf