SAM ULasan Ekonomi Harian Kamis 22 Februari 2018

Sebagian besar indeks futures di bursa Asia tercatat ‘hijau’ namun kemungkinan indeks di bursa Asia cenderung terkoreksi efek sentimen indeks di bursa AS yang kompak  turun semalam. Mata uang yen dan HKDolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini sementara SinDolar melemah terhadap USDolar. Ada potensi rupiah berlanjut melemah walaupun masih dalam penjagaan BI. Kemungkinan rupiah bergerak di kisaran antara Rp.13.600 s.d Rp.13.630 per USD.

 

Obligasi global Indonesia yang berdenominasi rupiah akan masuk ke dalam Global Aggregate Index Bloomberg mulai Mei 2018.  Diperkirakan akan memikat capital inflows hingga US$7 miliar. Pemerintah juga bisa menekan biaya peminjaman. Per tahun 2017, pemerintah telah terbitkan SBN sebesar Rp.3.194,74 triliun dengan porsi asing pada SBN rupiah sebesar 40% dari total sebesar Rp.2.341,1 triliun.

 

Hasil notulensi pertemuan the Fed 30-31 Januari yang diumumkan kemarin menegaskan penguatan ekonomi AS dan kondisi pasar tenaga kerja yang menguat menjadi landasan the Fed untuk menaikkan suku bunga lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Indeks di bursa AS terkoreksi dan imbal hasil UST 10 tahun naik menjadi 2,94% – tertinggi dalam 4 tahun terakhir. Perkiraan saat ini, the Fed bisa menaikkan suku bunga hingga 3x menjadi 2,25% di tahun 2018 ini. 

 

 

 

Salam,

Lana Soelistianingsih

Kepala Riset/Ekonom

Samuel Aset Manajemen

Telp: 62 21 28548828

 

 

 

PT SAMUEL ASET MANAJEMEN

Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia

t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474  |www.sam.co.id

 

Ulasan-Ekonomi-Harian-Kamis-22-Februari-2018.pdf