Hampir semua indeks futures bursa Asia masih tercatat ‘merah’ sebagai indikasi potensi koreksi berlanjut, namun juga berpotensi ‘rebound’ dengan sentimen positif dari bursa AS semalam. Tiga mata uang kuat Asia pagi ini juga dibuka menguat terhadap USDolar yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini menuju kisaran antara Rp.13.500 s.d Rp.13.530 per USD. Kemungkinan BI akan menjaga di tengah volatilitas yang masih tinggi.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Januari 2018 melambat dibandingkan Desember 2017. Perlambatan terjadi pada IKE dan IEK. Pada IKE terjadi penurunan pada ketersediaan lapangan kerja dan pembelian barang tahan lama. Melambatnya IKK menjadi indikasi masih melambatnya penjualan ritel.
Defisit neraca perdagangan AS melebar. Pada bulan Desember 2017 tercatat defisit sebesar US$53,1 miliar karena impor naik 2,5% mom sedangkan impor naik 1,8% mom. Untuk tahun 2017, total defisit mencapai US$566 miliar atau naik 12,1% yoy. Dari total defisit tersebut, sebesar US$375,2 miliar terjadi dengan China, dan sebesar US$71,1 miliar terjadi dengan Meksiko. Menguatnya ekonomi AS membuat impor meningkat. Kebijakan pemangkasan pajak Presiden Trump diperkirakan membuat defisit neraca perdagangan semakin melebar karena naiknya impor.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Rabu-7-Februari-2018.pdf