Indeks futures bursa Asia kompak ‘merah’ indikasi dari potensi koreksinya indeks di bursa Asia hari ini ditambah sentimen koreksi di bursa global semalam dan harga minyak mentah yang dibuka turun pagi ini. Tiga mata uang kuat Asia pagi ini juga dibuka melemah yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini menuju kisaran antara Rp.13.530 s.d Rp.13.560 per USD. Kemungkinan BI akan menjaga untuk tidak melesat melebihi Rp.13.600 per USD.
Ekonomi Indonesia 2017 tumbuh 5,07% yoy, sedikit membaik dibandingkan 2016 yang tumbuh 5,02% yoy. Dari sisi produksi semua sektor telah tumbuh positif. Sumber pertumbuhan berasal dari sektor industri pengolahan. Sedangkan dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga masih belum tumbuh diatas 5% dan menjadi sumber pertumbuhan terbesar. Kinerja ini masih dibawah asumsi APBN-P 2017 sebesar 5,2% yoy, dan proyeksi BI 5,17% yoy, tetapi dalam kisaran proyeksi SAM antara 5,05%-5,08% yoy.
Koreksi di pasar global masih berlanjut kemarin. Indeks Dow merosot dalam 1175 poin. Investor kawatirkan data ketenagakerjaan yang semakin solid sehingga kemungkinan the Fed akan naikkan suku bunganya pada pertemuan 20-21 Maret mendatang. Koreksi ini kemungkinan mereda terlihat dari ‘rebound’nya imbal hasil T-10 tahun kembali turun ke 2,71%.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Selasa-6-Februari-2018.pdf