Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Selasa, (28/11). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.24%, 0.10%, dan 0.29%. Dari Eropa, indeks bergerak melemah. FTSE 100 dan STOXX600 terdepresiasi masing – masing sebesar -0.07% dan -0.30%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,352. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak menguat masing-masing sebesar 0.02% dan 0.33% diperdagangkan pada level US$ 81.47 dan US$ 76.66 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan menurun sebesar -0.37%, NIKKEI Jepang terdepresiasi sebesar -0.22%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak menguat pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.05%, 0.02%, dan 0.04%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve diproyeksikan memangkas suku bunga lebih agresif dibandingkan perkiraan pasar saat ini, sebesar 175 basis poin pada 2024, seiring dengan proyeksi terjadinya resesi ringan di AS pada paruh pertama 2024. Hal tersebut diungkapkan oleh ekonom Deutsche Bank pada Senin (27/11/2023) yang memproyeksikan bahwa peningkatan tajam dalam pengangguran pada pertengahan 2024 akan terjadi menjadi 4,6% dari 3,9% saat ini, lantaran perkiraan pertumbuhan ekonomi yang negatif selama dua kuartal paruh pertama tahun depan. Dengan tingkat suku bunga The Fed yang saat ini berada di kisaran 5,25%-5,5%, maka akan menurun menjadi 3,5%-3,75% pada akhir tahun. Menurut data LSEG (London Stock Exchange Group), para pedagang memperhitungkan tingkat sebesar 4,48% pada bulan Desember 2024. (Bisnis)
Kementerian Keuangan mencatat penerimaan kepabeanan dan cukai hingga Oktober 2023 mencapai Rp220,85 triliun atau 72,84% dari target tahun ini. Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai tersebut mengalami penurunan sebesar 13,60% secara tahunan (year-on-year/yoy). Kemenkeu menjelaskan, penerimaan bea masuk pada Oktober 2023 masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,80% yoy menjadi Rp41,41 triliun, atau mencapai 87,13% dari target. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh apresiasi kurs dolar AS dan kenaikan tarif rata-rata bea masuk dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. (Bisnis)
Kementerian Keuangan mencatat jumlah utang pemerintah pada akhir Oktober 2023 mencapai Rp7.950,52 triliun. Posisi utang naik dari September 2023 yang tercatat sebesar Rp7.891,61 triliun. Secara rasio, utang pemerintah pada Oktober 2023 mencapai 37,68% terhadap PDB, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 37,95 terhadap PDB. Kemenkeu menyatakan, rasio utang tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan periode akhir 2022 dan masih di bawah batas aman 60% PDB sesuai dengan UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara. Utang pemerintah didominasi dari dalam negeri dengan proporsi sebesar 71,78%. Per periode ini, profil jatuh tempo utang pemerintah terhitung cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ ATM) di kisaran 8 tahun. (Bisnis)
Best Regards,
SAM Investment

Leave a Reply