Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak melemah pada hari Senin, (27/11). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.16%, -0.20%, dan -0.07%. Dari Eropa, indeks bergerak melemah. FTSE 100 dan STOXX600 terdepresiasi masing – masing sebesar -0.37% dan -0.34%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,505. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak bervariasi masing-masing sebesar -0.04% dan 0.55% diperdagangkan pada level US$ 80.04 dan US$ 75.08 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan meningkat sebesar 0.33%, NIKKEI Jepang menurun sebesar -0.12%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak bervariasi pada pagi hari ini dengan Dow dan S&P terapresiasi masing – masing sebesar 0.02% dan 0.01%, Nasdaq terdepresiasi sebesar-0.08%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Laba perusahaan-perusahaan industri China terus meningkat tiga bulan berturut-turut pada Oktober 2023. Hal ini menambah tanda perekonomian yang stabil setelah serangkaian data yang sebagian besar optimis, menunjukan langkah-langkah dukungan telah membantu memperkuat pemulihan yang belum pasti. Mengutip Reuters, Senin (27/11/2023) kenaikan sebesar 2,7% tahunan terjadi setelah kenaikan sebesar 11,9% pada September 2023 dan peningkatan Agustus 2023 sebesar 17,2% yang mengejutkan, mengikuti aktivitas industri dan konsumsi yang lebih kuat dari yang diharapkan selama Oktober 2023. Badan Statistik Nasional (NBS) pada Senin (27/11) melaporkan bahwa pada 10 bulan pertama 2023, laba telah menurun 7,8% dibandingkan tahun sebelumnya, menyusut dari penurunan sebesar 9% pada sembilan bulan pertama. (Bisnis)
Bank Indonesia (BI) mengatakan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2023 tumbuh positif. Posisi M2 pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp 8.505,4 triliun atau tumbuh 3,4% (year on year/yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,0% (yoy). Perkembangan M2 pada Oktober 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada Oktober 2023 tumbuh sebesar 8,7% (yoy), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 4,9% (yoy), setelah tumbuh sebesar 6,0% (yoy) pada bulan sebelumnya. (Investor)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pembiayaan hijau melalui Green Climate Fund (GCF) untuk Indonesia telah mendapatkan sebesar US$486 juta. Nilai tersebut setara dengan Rp7,53 triliun dengan kurs Rp15.500 per dolar Amerika Serikat (AS). GCF merupakan lembaga pendanaan khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan untuk menanggapi perubahan iklim. Dalam green climate fund tersebut, Sri Mulyani menjelaskan porsi dari equity financing sekitar 23%, sementara pinjaman sebesar 26%, dan hibah sebanyak 35%. (Bisnis)
Best Regards,
SAM Investment

Leave a Reply