Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat menguat pada hari Rabu, (30/8). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terapresiasi masing-masing sebesar 0,85%, 1,45%, dan 1,74%. Dari Eropa, FTSE 100 dan STOXX600 terapresiasi masing-masing sebesar 1,72% dan 0,97%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,236. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI melemah masing-masing sebesar -0,06% dan -0,01% diperdagangkan pada level US$ 85.11 dan US$ 81.43 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan melemah sebesar -0,35%, NIKKEI Jepang tumbuh sebesar 0,51%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat menguat pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terapresiasi masing-masing sebesar 0,20%, 0,07%, dan 0,04%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo bertolak ke Tiongkok untuk memperkuat komunikasi, terutama di bidang ekonomi dan pertahanan karena kekhawatiran yang berkembang atas gesekan antara AS dan Tiongkok. Hal ini mempertegas adanya tren investor global berpaling dari aset-aset di Tiongkok. Pada kesempatan kunjungan ini, Raimondo justru kembali menegaskan bahwa AS tidak ingin berpisah dari Tiongkok. Menanggapi pernyataan ini, juru bicara Kedutaan Besar RRT di Washington Liu Pengyu mengatakan bahwa sebagian besar dari 70.000 perusahaan AS yang berbisnis di Tiongkok masih ingin bertahan karena hampir 90% dari mereka menghasilkan keuntungan. (Investor)
Pemerintah berupaya membuat penggunaan anggaran agar lebih efisien dengan menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) di tahun ini. Kementerian Keuangan sudah menggunakan SAL sebesar Rp 70 triliun pada tahun ini. Wahyu Utomo selaku Kepala Pusat Kebijakan APBN Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan menyampaikan pemanfaatan SAL digunakan untuk mengurangi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) agar risiko utang lebih terkendali dengan tetap memelihara kepercayaan investor. Adapun pembiayaan utang melalui SBN hingga akhir 2023 diperkirakan mencapai Rp 362,9 triliun. Jumlah tersebut menurun 44.9% dibandingkan penerbitan SBN tahun lalu. (Kontan)
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) negara tahun 2024 lebih populis seiring dengan meningkatnya alokasi untuk belanja subsidi, dan perlindungan sosial. Anggaran Belanja subsidi mencapai Rp282.7 triliun, naik 4,2% dibandingkan dengan outlook tahun ini senilai Rp271.4 triliun. Belanja negara yang berfungsi menguatkan perlindungan sosial pada 2024 direncanakan senilai Rp252.8 triliun, naik 6,2% dibandingkan outlook 2023 senilai Rp237.9 triliun. Kepala pusat Kebijakan APBN Wahyu Utomo menjelaskan faktor yang melatarbelakangi alokasi anggaran yang lebih tinggi adalah pengetatan The Fed dan ketidakpastian ekonomi yang mendorong alokasi fiskal untuk mitigasi dini (Bisnis)
Best Regards,

Leave a Reply