SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian – 14 Juli 2023

Kilas Pasar

Indeks saham di Amerika Serikat bergerak menguat pada hari Kamis (13/7). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terapresiasi masing – masing sebesar 0.14%, 0.85%, dan 1.58%. Dari Eropa, indeks bergerak meningkat. FTSE 100 dan STOXX600 bertumbuh masing – masing sebesar 0.32% dan 0.61%.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.14,752. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak bervariasi masing-masing sebesar -0.07% dan 0.34% diperdagangkan pada level US$ 81.55 dan US$ 77.14 per barel.

Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terapresiasi sebesar 1.01%, NIKKEI Jepang terdepresiasi sebesar -0.54%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.25%, -0.15%, dan -0.04%.

Isu Ekonomi dan Pasar

Inflasi Amerika Serikat diprediksi akan terus melanjutkan tren penurunan bahkan telah mencapai 3% atau hanya selisih 100 basis poin (bps) dari target bank sentral AS sebesar 2%. Hal tersebut mengindikasikan perjalanan The Fed dalam menaikkan suku bunga sejak 2022 akan segera berakhir. Penurunan inflasi  yang terjadi dapat menjadi sebuah katalis yang positif bagi pasar. Makrostrategis Samuel Sekuritas Lionel Priyadi memperkirakan penurunan inflasi tersebut akan mengerek kinerja Surat Berharga Negara (SBN).  Menurutnya,  ekspetasi pelaku pasar akan mendorong yield SBN 10 tahun berpotensi turun ke 6%?6,1% bulan ini diikuti oleh Rupiah yang juga berpotensi terapresiasi ke level Rp14.800 per dolar. Tidak hanya itu, proses disinflasi AS juga membuka peluang Bank Indonesia untuk memotong suku bunga pada semester II/2023. (Bisnis)

Arus modal asing berbentuk investasi portofolio yang masuk dari awal tahun hingga akhir Juni 2023 year to date terhitung sebanyak 4.7 miliar USD. Masuknya dana asing ini dinilai akan membantu memperkuat ketahanan eksternal Indonesia dan berdampak positif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah di tengah tekanan dan ketidakpastian ekonomi global. Penurunan inflasi Amerika Serikat dan inflasi Indonesia yang rendah membuka peluang untuk suku bunga riil agar bisa mencapai tingkat 2% dan berpengaruh kepada pergerakan nilai tukar rupiah. (Kontan)

Goldman Sachs, bank investasi global berpusat di Amerika Serikat, memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada 2050. Melesatnya laju ekonomi Indonesia pada 2050 terjadi seiring ledakan ekonomi negara berkembang lain yang mengalahkan negara maju. Riset terbaru Goldman Sachs memprediksi perekonomian Indonesia bakal menggeser posisi Brasil dan Rusia sebagai negara berkembang terbesar keempat di dunia pada 2050. Sementara itu, perekonomian negara berkembang pada periode 2024 hingga 2029 diperkirakan tumbuh sebesar 3,8 persen. Proyeksi pertumbuhan negara berkembang atau emerging market di atas pertumbuhan negara maju yang hanya tercatat 1,8 persen. (Bisnis)

Best Regards,

SAM Investment

SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—14-Juli-2023.pdf


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *