Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak melemah pada hari Rabu (21/6). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.30%, -0.52%, dan -1.21%. Dari Eropa, indeks bergerak melemah. FTSE 100 dan STOXX600 terdepresiasi masing – masing sebesar -0.13% dan -0.50%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.14,900. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak melemah masing-masing sebesar -0.30% dan -0.32% diperdagangkan pada level US$ 76.89 dan US$ 72.28 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan terapresiasi sebesar 0.36%, NIKKEI Jepang terdepresiasi sebesar -0.28%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak melemah pada pagi hari ini dengan Dow, S&P, dan Nasdaq terdepresiasi masing – masing sebesar -0.09%, -0.12%, dan -0.20%
Isu Ekonomi dan Pasar
Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell pada Rabu (21/6) mengonfirmasi kenaikan suku bunga tambahan Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan diperlukan untuk menjinakkan inflasi yang tinggi, menjelang kesaksian dua hari di Capitol Hill. Penampilan Powell di hadapan DPR dan Senat dilakukan tak lama setelah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS memilih untuk mempertahankan suku bunga tetap, setelah 10 kenaikan berturut-turut dalam waktu kurang dari setahun. Fed juga menaikkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2023 menjadi 1,0% dari proyeksi 0,4% pada Maret 2023. Ekspektasi inflasi rata-rata untuk tahun ini sedikit turun menjadi 3,2%. Sementara ekspektasi inflasi inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik ke tingkat tahunan 3,9% menurut data Fed. (Investor)
Bank Indonesia (BI) diyakini akan kembali menahan suku bunga acuan di level 5,75% dalam pertemuan bulan Juni 2023. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengungkapkan, ini seiring dengan tingkat inflasi yang melandai dan nilai tukar rupiah yang terjaga dalam tahun berjalan. BI akan menahan suku bunga acuan hingga akhir tahun 2023. Tetapi dia memberi catatan penting bagi BI untuk tetap waspada terhadap perkembangan ekonomi global yang terus diwarnai ketidakpastian. Salah satunya, arah kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) ke depan. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) memang menahan suku bunga kebijakan di level 5% hingga 5,25% pada pertemuan pekan lalu. Namun, pejabat Paman Sam melempar sinyal ada kemungkinan dua kali kenaikan suku bunga acuan lagi pada tahun ini. BI tentu akan merespons pandangan terbaru The Fed ini dengan sangat hati-hati. (Kontan)
Cadangan devisa Indonesia kembali menyusut. Pada Mei 2023, cadangan devisa sebesar US$ 139,3 miliar atau turun 3,39% dari posisi akhir April 2023. Bila menilik komponen pembentuk cadangan devisa, semua komponen memang menunjukkan penurunan nilai, dengan penurunan terdalam di komponen foreign currency reserves. Mengutip data Special Data Dissemination Standard (SDDS) di laman resmi Bank Indonesia (BI), komponen tersebut tercatat US$ 125,24 miliar atau turun 3,60% MoM. (Kontan)
Best Regards,

Leave a Reply