Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak bervariasi pada hari Senin (10/4). Dow dan S&P 500 menguat masing-masing sebesar 0.30% dan 0.10% sedangkan Nasdaq terdepresiasi sebesar -0.03%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp. 14,907. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI menguat masing-masing sebesar 0.63% dan 0.66% diperdagangkan pada level US$ 84.71 dan US$ 80.27 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan tumbuh sebesar 0.85%, NIKKEI Jepang terapresiasi sebesar 1.12%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat menguat pada pagi hari ini dengan Dow Jones, S&P dan Nasdaq terapresiasi sebesar 0.15%, 0.13% dan 0.03%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Posisi cadangan devisa Indonesia meningkat pada akhir Maret 2023. Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2023 sebesar US$ 145,2 miliar. Ini naik 3,49% dibandingkan posisi akhir bulan Februari 2023 yang sebesar US$ 140,3 miliar. “Peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah,” tulis Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Senin (10/4). Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. (Kontan)
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan 44 negara telah menyatakan minat menarik pinjaman dari Resilience and Sustainability Trust senilai US$40 miliar Resilience and Sustainability Trust merupakan pembiayaan lunak jangka panjang yang diambil dari Special Drawing Rights IMF dari negara-negara kaya ke negara-negara berpenghasilan menengah yang miskin dan rentan. Pinjaman ini ditujukan untuk kebutuhan-kebutuhan seperti adaptasi perubahan iklim dan transisi ke sumber-sumber energi yang lebih bersih. Dilansir dari Reuters pada Selasa (11/4/2023), Georgieva mengatakan kepada Komite Bretton Woods di awal pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia, bahwa “antrian” dari berbagai negara merupakan pertanda bahwa sumber daya fasilitas ketahanan perlu ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi. ?Fasilitas saat ini yang berjumlah sekitar US$40 miliar tidak terlalu besar,? ungkap Georgieva. Sebelumnya, Rwanda, Barbados, Kosta Rika, Bangladesh dan Jamaika telah mencapai kesepakatan untuk program-program pinjaman dari fasilitas ini, yang disertai dengan persyaratan-persyaratan kebijakan ekonomi tertentu seperti memenuhi target-target fiskal. (Bisnis)
Best Regards,

Leave a Reply