Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat melanjutkan penguatannya pada hari perdagangan Rabu (6/10) kemarin. Indeks Dow Jones tumbuh sebesar 0.3% dan S&P 500 mengikuti dengan ditutup menguat 0.41%. Sementara itu, Nasdaq terapresiasi sebesar 0.47%.
Dari Eropa, indeks acuan Euro Stoxx tercatat melemah sebesar 1.03% dan FTSE terkoreksi sebesar 1.15%. Dari dalam negeri, IHSG ditutup menguat 2.06% pada hari perdagangan kemarin.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat pada level Rp 14.252. Dari komoditas, minyak Brent tercatat menguat 0.15% diperdagangkan pada level US$ 80.9 per barel. Sementara minyak WTI melemah sebesar 0.53%, diperdagangkan pada level US$ 77.03 per barel.
Indeks acuan Asia turut kembali melanjutkan penguatannya pada perdagangan pagi hari ini dengan indeks NIKKEI tumbuh sebesar 0.56%, indeks KOSPI mengikuti dengan mengalami penguatan sebesar 1.04%. Sementara itu, indeks futures Amerika Serikat pada pagi hari ini tercatat menguat dengan Dow Jones, S&P, dan Nasdaq masing-masing terapresiasi sebesar 0.21%, 0.26% dan 0.34%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Korea Selatan mencatatkan inflasi dengan kenaikan harga barang hingga 2,5 persen pada September dibandingkan dengan tahun lalu. Capaian tersebut lebih cepat dari yang diperkirakan, memicu pandangan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini. Sebelumnya, para ekonom memprediksi tingkat inflasi akan turun menjadi 2,4 persen dari 2,6 persen pada Agustus. Laporan badan statistika Korea Selatan menggarisbawahi adanya tekanan kenaikan harga seiring dengan pemulihan ekonomi, ditambah dengan harga energi dan pangan yang naik memasuki hari libur Chuseok. Inflasi kini telah melampaui target 2 persen Bank of Korea (BOK) selama 6 bulan berturut-turut, memperkuat kemungkinan akan adanya kenaikan suku bunga. (Bisnis)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sistem keuangan masih terjaga selama pandemi. Hal ini terlihat dari pemulihan ekonomi yang terus berjalan, seperti di sektor perbankan. OJK mencatat, kredit perbankan tetap tumbuh walaupun tidak terlalu signifikan. Sampai dengan Agustus 2021, kredit perbankan tumbuh sebesar 1,16% yoy dan 1,91% secara ytd. Tak hanya, itu, perbankan juga mendukung penyaluran kredit untuk produk dan komoditas berorientasi ekspor yang tumbuh sebesar 4.92% ytd, sehingga turut mendorong surplus neraca perdagangan Indonesia. (Kontan)
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
Best Regards,
SAM Investment
SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—7-Oktober-2021.pdf