Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat libur pada perdagangan hari Senin (5/7). Dari Eropa, indeks acuan Euro Stoxx tercatat naik 0.34% begitupun FTSE yang naik 0.58%. Dari dalam negeri, IHSG ditutup melemah 0.29% pada perdagangan Senin (5/7).
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat berada pada level Rp 14.476,0. Dari komoditas, pagi ini minyak WTI menguat 1,57% ke level 76,34 begitupun Brent yang naik tipis sebesar 0.08% menuju level 77,22. Nikkei pagi ini dibuka menguat tipis 0.07% sementara indeks KOSPI dibuka menguat 0.27%. Di sisi lain, indeks futures US Dow Jones, S&P, dan Nasdaq kompak melemah masing-masing sebesar 0,14%, 0,08%, dan 0,03%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah berencana menambah anggaran program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga Rp 225,4 triliun menjadi Rp 924,83 triliun atau naik 32,2% dari saat ini Rp 699,43 triliun. Penambahan anggaran dibutuhkan untuk penanganan lonjakan Covid-19 dan menambah stimulus bagi program PEN seiring penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali pada 3-20 Juli 2021. (Investor Daily)
Dari China, kisah tentang Didi telah membuat perusahaan teknologi terbesar di China ini menjadi lebih berisiko karena Presiden Xi Jinping berupaya mengendalikan salah satu sumber daya paling berharga di negara itu: Big Data. Didi mengumpulkan sejumlah big data sensitif dari setengah miliar pengguna aktif tahunan, sebagian besar di China, dan upaya pengendalian big data tersebut meluas hingga juga mencakup dua perusahaan lain yang baru-baru ini terdaftar di New York. Beberapa proyeksi menunjukkan China akan memegang sepertiga dari data dunia pada tahun 2025, berpotensi memberikan keunggulan kompetitif besar-besaran di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan untuk mendorong ekonomi modern. Hal ini juga mampu memunculkan pertaruhan geopolitik yang tinggi seiring dengan Pemerintahan AS yang sedang meninjau data pengguna apa yang seharusnya terlarang bagi China, dan Beijing juga khawatir tentang penyerahan informasi. (Bloomberg)
Duapuluh tiga anggota kelompok negara produsen minyak OPEC+ pada Senin (5/7) menangguhkan rencana pertemuan, setelah akhir pekan lalu gagal mencapai kesepakatan tentang level produksi harian minyak mentah. OPEC+ tidak menyebutkan kapan pertemuan selanjutnya akan digelar. Kelompok ini sejak Mei 2021 sedikit demi sedikit menaikkan produksi harian. Setelah memangkasnya lebih dari satu tahun lalu karena pandemi Covid-19 memangkas permintaan. (Investor Daily)
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
Best Regards,
SAM Investment
SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—6-July-2021.pdf